Selasa, 23 April 2013

The Day (Zayn Malik Love Story)



Chapter 1.
Conversation.





   "Jadi......Hal apa yg ingin kau bicarakan, Zayn?" Ujarku saat waiters baru saja meninggalkan meja kami.
   "Jadwal tourku sudah keluar"
   "Lalu?" Tanyaku tak mengerti.
   "Aku akan meninggalkanmu. Oh aku pasti akan sangat merindukanmu!" Jawabnya dengan gelisah.
   "Kau lucu. Aku juga akan merindukanmu, Zayn!" Ia Lucu, seperti baru sekali saja meninggalkanku untuk tour. Kami telah berpacaran sekitar 2tahun dan tebak saja sudah berapa kali aku ditinggal olehnya untuk tour?.
   "Aku.....Aku hanya khawatir padamu"
   "Zayn... Kau hanya pergi tour bukan? Apa yg kau khawatirkan?" Aku semakin tak mengerti dengan sikapnya ini. Hah.
   "Aku khawatir kau selingkuh!"
   "Hahahaaa" Tawaku datar. Aku tak tahu mengapa ia bisa berpikir seperti itu.
   "Ada apa?"
   "Tidak. Aku hanya heran mengapa kau bisa berpikir seperti. Apakah selama ini kau tak pernah percaya padaku?" Aku mendongak menatap matanya dengann tajam. Mencari suatu kejujuran dari jawabannya nanti.
   "Aku...... Ah aku percaya padamu, Shara! Sungguh. Hanya saja..... Aku merasa ada pria lain yang menyukaimu" Ia tersenyum lemah sambil terus menggigit bibir bagian bawahnya, tanda ia sedang gugup atau khawatir.
   "Hey.. Siapa orang itu? Apakah aku dan kau sama sama mengenalnya?" Tanyaku lembut, aku tahu ia sangat menyayangiku dan takut kehilanganku. Begitupun denganku, sama dengannya. Aku juga takut kehilangan Zayn dalam hidupku.
   "Andrew" Desis Zayn nyaris tak terdengar.
   "Dia?"
   Andrew. Ia adalah sahabatku semenjak kecil. Kami memang dekat. Tapi aku sama sekali tak memiliki perasaan dengannya. Entah apa yang ada dipikiran Zayn tentang kedekatan kami.
   "Sudahlah. Aku percaya padamu" Ujarnya dan memberikanku sebuah senyum masam.
   "Lalu kapan Tour itu akan dimulai?" Kataku mulai mengalihkan pembicaraan kami.
   "Seminggu lagi"


Harry Pov


   Aku berjalan pelan meninggalkan mobilku menuju pintu masuk restaurant .Hari ini aku berjanji akan mentraktir Niall makan sepuasnya di restaurant ini. Aku baik? Tidak juga. Sebenarnya aku malas mentraktirnya, hanya saja yah aku kemarin kalah dengannya saat bermain PS. Ugh sial bukan?
   Aku mulai menyusuri restaurant ini mencari tempat strategis tanpa dikenali fans dan dilihat paparazi. Langkahku terhenti begitu saja saat aku melihatnya. Seorang gadis cantik yang sedang tertawa renyah disudut lain restaurant ini. Dulu ia gadisku, tapi sekarang tak lagi. Dan aku membenci kenyataan itu. Kenyataan bahwa ia bukan milikku lagi..........
   "Hello? Niall? Bisakah aku mentraktirmu di restaurant lain? Kumohon"
   "Nandos? Baik tak apa. Ok. Tunggu aku."
   Aku memutus sambunganku dengan Niall. Aku terpaksa harus mentraktir Niall di Nandos. Aku tak mau ia melihatku, dan aku melihatnya. Itu menyakitkan, kau tahu?


***********


   "Aku melihatnya" Kataku saat Niall mulai mempertanyakan mengapa aku membatalkan mentraktirnya di restaurant tadi.
   "Siapa?"
   "Gadis itu, bodoh" Jawabku frustasi mengingat kejadian tadi. Oya, Hanya Niall lah satu-satunya personil band yang mengetahui tentangku, gadis itu dan masa lalu kami.
   "Ayolah Harry kau harus move on. Banyak gadis gadis yang menunggumu di luar sana. Mengapa tak kau coba membuka hati untuk orang lain? Ini sudah saatnya Harry"
   Aku terdiam. Tak percaya seorang Niall Horan yang tak pernah serius ini bisa menasehatiku seperti tadi.
   "Huh?" Tanyanya heran melihatku menatapnya dengan tatapan 'Kau-benar-seorang-Niall-Horan?'
   "Aku tak percaya kau bisa berkata se serius itu Nialler!! Aku pikir hanya daddy Liam yang bisa! Hahahaa" Tawaku keras membuat para pengunjung tempat ini mulai menatapku dan Niall dengan curiga.
   Ups, sepertinya tak lama lagi kami akan ketahuan.
   "Ehm Harry, kurasa aku sudah cukup kenyang. Bagaimana jika kita pergi dari sini?" Ujar Niall dan menarikku keluar dari Nandos. Ok sepertinya ia juga merasakan hal yang sama denganku. 


Shara Pov


   Aku berjalan dengan cepat menuju pintu rumahku. Aku tak sabar untuk membaringkan tubuh ini ditempat pembaringan favourite ku.
   Cleck.
   Bunyi gesekan antara kunci dengan lubang pintu terdengar cukup keras diantara sunyinya malam ini. Cukup malam untuk berpergian dimusim gugur seperti ini. Angin yang cukup kencang, membuat tidak begitu banyak orang yang ingin keluar dimalam seperti ini.
   "Hei!"
   Aku terlonjak begitu mendengar suara seseorang dibalik pintu yang baru terbuka sebagian ini. Tunggu. Aku mengenal suaranya. Bukan, dia bukan Zayn tentunya.
   "Andrew? Apa yang kau lakukan disini?" Aku melongo memperhatikan kehadirannya yg tanpa diundang dikediamanku.
   "Hanya surprise kecil untuk baby sha. Aku kembali! Aku sudah lulus!" Jawabnya dengan wajah berbinar.
   Ohya, untuk info. Andrew memang memanggilku sejak dulu dengan baby sha. Menurutnya itu lucu.
   "Sejak kapan kau tiba di London?" Aku berjalan melewatinya dan melemparkan semua barang bawaanku secara kasar.
   "Hey! Mengapa kau tak pernah rapih sih? Aku baru saja membereskannya! Oh. Aku tiba kemariin." Ia sangat cerewet. Persis ibuku huh.
   "Lalu, kau akan bekerja dimana?"
   "Aku tak tahu. Tentu saja yang tidak jauh dari kuliahku didunia arsitek" Ia tersenyum miring menatapku membuatku hanya terdiam. Awkward.
   "Hei, drew! Apakah kau membawakanku oleh oleh dari Paris?"
   "Tentu! Ah kau tak berubah rupanya!"
   Aku menaikan salah satu alisku dan berjalan mendekatinya. Apa maksudnya? Apa maksud dari aku tak berubah?
   "Kupikir setelah kau berpacaran dengan artis terkenal kau tak berniat dengan oleh oleh lagi seperti dulu" Ia tertawa tanpa mengindahkan pertanyaanku.


Zayn Pov
  

   Aku merebahkan diriku di sofa yang berada di Apartement kami ini. Yah kami. Kami One Direction.
   "Hey mate! Darimana saja kau seharian ini? Aku tak melihatmu semenjak pagi ini!!" Teriak Niall yang duduk tepat dibawah sofa empuk tempatku berbaring ini, tanpa menatapku. Ia terlalu asik bertarung bersama Harry. Aku yakin mereka akan mengadakan taruhan lagi.
   "Zayn, kau tahu? Kami bertaruh lagi! Aku yakin kali ini aku akan menang!! Ayolah beri aku semangat!!" Rengek Harry juga tanpa mengalihkan pandangan dari televisi.
   "Go Harry Go Harry Go!!" Sorakku tak jelas lalu melompat keatas pangkuan Harry hahaa. Ini menyenangkan. Kau tahu? Mereka ini sudah ku anggap saudaraku sendiri, jelas aku melakukan ini hanya untuk menggodanya. Kadang melihat tingkah mereka yang seperti ini membuatku melupakan segala masalah yang ku alami.
   "Oh Zayn!! Kau tak membantuku kau malah membuatku kalah!! Kau membiarkan si blonde ini menang lagi? Aku akan bangkrut tidaakk" 
   Aku tergelak mendengar rengekannya dan mulai ikut memainkan dimples-nya. Aku harap kami bisa terus bertingkah seperti ini selamanya...........



Rabu, 10 April 2013

Begin Again



 

     Aku gak tahu harus mulai dari mana. Terlalu bingung untuk dijelaskan. Sebenarnya masalahnya simple, but terlalu nyakitin hati! Coba deh rasain dipermaluin sama temen sendiri? Yah aku ngerasa dia seperti itu. Aku gak mau nyebut nama walau aku tahu dia gak bakal liat posting ini  (Liatpun gak masalah biar dia bisa introspeksi). Gini deh, kalau memang dia punya rahasia dan aku gak tahu itu gak masalah. Karena setiap orang berhak atas itu. Tapi cara dia nyembunyiin itu yang kurang ajar. Jadi, beberapa hari yang lalu dia di sms teman yang lain yang kebetulan gak hadir disekolah. Aku liat smsnya, dan aku nanya maksud smsnya apa. Dia pura-pura bego dan bilang gak tau. Terus aku bilang aku balas ya. Dia jawab iya. Aku nanya lagi jawab apa? Dan apa katanya.............terserah. Yaudah aku balaslah aneh-aneh. Tapi masalahnya bukan disana. Tadi siang, aku secara gak sengaja liat smsan mereka berdua setelahnya. Ini gak sengaja loh. Gara-gara temen sebangkunya nanya tulisan sesuatu buat dikirim ke si temen yang gak sekolah ini pake hpnya dia. Pas aku check tulisannya, eh gak sengaja ke scroll ke atas pas mau pencet send. Kebacalah sedikit conversation mereka yang mulai menyinggung aku. Yaudah aku baca. Isinya kurang lebih gini, "Eh sebenernya aku ngerti kok maksudmu tadi. Cuman ada Firda. Untung aku pura-pura bego" Abis itu isinya seperti gitu-gitulah aku gak mau baca, itukan rahasianya dia. Habis itu aku cepat-cepat klik send dan taruh hpnya. Tapi aku gak terima aja dia ngebodoh-bodohin aku kayak gitu. Apasih susahnya bilang "Rahasiaku sama itu" atau apalah tanpa ngebodohin aku? Rasanya itu aku bener-bener bego tolol bodoh dihadapan mereka. Dan mungkin juga memang iya. Karena diantara kita ber4 HANYA aku yang gak tau...... hahhaa sakit. Mereka hanya nganggep aku temen disaat butuh ya? Duh makasih ya. Coba diinget yang buatin tugas blog kalian siapa? Lupa? Buatin twitternya salah satu dari mereka? Lupa juga? Tapi gak hanya itu deh kalau diinget ya bantuanku haha. Aku gak pamrih. Cuman rasanya percuma aja kalau kalian dateng disaat kalian butuh aja. Yah daripada terus-terusan gitu, lebih baik aku menjauh secara perlahan. Dikelas kan ceweknya gak hanya kalian? HAHAHAA. Mulai tadi sehabis baca conversation mereka itu, udah mulai menjauh kok. Hanya ngomong seperlunya aja. Sudahlah menjauh aja sedikit sedikit, aku rasa itu tindakan yang benar. Aku benar benar ngerasa bodoh saat percaya mereka. Aku benar benar merasa bodoh saat didekat mereka. Aku gak tahu lagi mau bilang apa. Cukup sakit hati aja kok. Dan malu........