Chapter 1.
Conversation.
"Jadi......Hal apa yg ingin kau
bicarakan, Zayn?" Ujarku saat waiters baru saja meninggalkan meja kami.
"Jadwal tourku sudah keluar"
"Lalu?" Tanyaku tak mengerti.
"Aku akan meninggalkanmu. Oh aku pasti
akan sangat merindukanmu!" Jawabnya dengan gelisah.
"Kau lucu. Aku juga akan merindukanmu,
Zayn!" Ia Lucu, seperti baru sekali saja meninggalkanku untuk tour. Kami
telah berpacaran sekitar 2tahun dan tebak saja sudah berapa kali aku ditinggal
olehnya untuk tour?.
"Aku.....Aku hanya khawatir
padamu"
"Zayn... Kau hanya pergi tour bukan?
Apa yg kau khawatirkan?" Aku semakin tak mengerti dengan sikapnya ini.
Hah.
"Aku khawatir kau selingkuh!"
"Hahahaaa" Tawaku datar. Aku tak
tahu mengapa ia bisa berpikir seperti itu.
"Ada apa?"
"Tidak. Aku hanya heran mengapa kau
bisa berpikir seperti. Apakah selama ini kau tak pernah percaya padaku?"
Aku mendongak menatap matanya dengann tajam. Mencari suatu kejujuran dari
jawabannya nanti.
"Aku...... Ah aku percaya padamu,
Shara! Sungguh. Hanya saja..... Aku merasa ada pria lain yang menyukaimu"
Ia tersenyum lemah sambil terus menggigit bibir bagian bawahnya, tanda ia
sedang gugup atau khawatir.
"Hey.. Siapa orang itu? Apakah aku dan
kau sama sama mengenalnya?" Tanyaku lembut, aku tahu ia sangat
menyayangiku dan takut kehilanganku. Begitupun denganku, sama dengannya. Aku
juga takut kehilangan Zayn dalam hidupku.
"Andrew" Desis Zayn nyaris tak
terdengar.
"Dia?"
Andrew. Ia adalah sahabatku semenjak kecil.
Kami memang dekat. Tapi aku sama sekali tak memiliki perasaan dengannya. Entah
apa yang ada dipikiran Zayn tentang kedekatan kami.
"Sudahlah. Aku percaya padamu"
Ujarnya dan memberikanku sebuah senyum masam.
"Lalu kapan Tour itu akan
dimulai?" Kataku mulai mengalihkan pembicaraan kami.
"Seminggu lagi"
Harry Pov
Aku berjalan pelan meninggalkan mobilku
menuju pintu masuk restaurant .Hari ini aku berjanji akan mentraktir Niall
makan sepuasnya di restaurant ini. Aku baik? Tidak juga. Sebenarnya aku malas
mentraktirnya, hanya saja yah aku kemarin kalah dengannya saat bermain PS. Ugh
sial bukan?
Aku mulai menyusuri restaurant ini mencari
tempat strategis tanpa dikenali fans dan dilihat paparazi. Langkahku terhenti
begitu saja saat aku melihatnya. Seorang gadis cantik yang sedang tertawa
renyah disudut lain restaurant ini. Dulu ia gadisku, tapi sekarang tak lagi.
Dan aku membenci kenyataan itu. Kenyataan bahwa ia bukan milikku lagi..........
"Hello? Niall? Bisakah aku mentraktirmu
di restaurant lain? Kumohon"
"Nandos? Baik tak apa. Ok. Tunggu
aku."
Aku memutus sambunganku dengan Niall. Aku
terpaksa harus mentraktir Niall di Nandos. Aku tak mau ia melihatku, dan aku
melihatnya. Itu menyakitkan, kau tahu?
***********
"Aku melihatnya" Kataku saat Niall
mulai mempertanyakan mengapa aku membatalkan mentraktirnya di restaurant tadi.
"Siapa?"
"Gadis itu, bodoh" Jawabku
frustasi mengingat kejadian tadi. Oya, Hanya Niall lah satu-satunya personil
band yang mengetahui tentangku, gadis itu dan masa lalu kami.
"Ayolah Harry kau harus move on. Banyak
gadis gadis yang menunggumu di luar sana. Mengapa tak kau coba membuka hati
untuk orang lain? Ini sudah saatnya Harry"
Aku terdiam. Tak percaya seorang Niall Horan
yang tak pernah serius ini bisa menasehatiku seperti tadi.
"Huh?" Tanyanya heran melihatku
menatapnya dengan tatapan 'Kau-benar-seorang-Niall-Horan?'
"Aku tak percaya kau bisa berkata se
serius itu Nialler!! Aku pikir hanya daddy Liam yang bisa! Hahahaa" Tawaku
keras membuat para pengunjung tempat ini mulai menatapku dan Niall dengan
curiga.
Ups, sepertinya tak lama lagi kami akan
ketahuan.
"Ehm Harry, kurasa aku sudah cukup
kenyang. Bagaimana jika kita pergi dari sini?" Ujar Niall dan menarikku
keluar dari Nandos. Ok sepertinya ia juga merasakan hal yang sama
denganku.
Shara Pov
Aku berjalan dengan cepat menuju pintu
rumahku. Aku tak sabar untuk membaringkan tubuh ini ditempat pembaringan
favourite ku.
Cleck.
Bunyi gesekan antara kunci dengan lubang
pintu terdengar cukup keras diantara sunyinya malam ini. Cukup malam untuk
berpergian dimusim gugur seperti ini. Angin yang cukup kencang, membuat tidak
begitu banyak orang yang ingin keluar dimalam seperti ini.
"Hei!"
Aku terlonjak begitu mendengar suara
seseorang dibalik pintu yang baru terbuka sebagian ini. Tunggu. Aku mengenal
suaranya. Bukan, dia bukan Zayn tentunya.
"Andrew? Apa yang kau lakukan
disini?" Aku melongo memperhatikan kehadirannya yg tanpa diundang
dikediamanku.
"Hanya surprise kecil untuk baby sha.
Aku kembali! Aku sudah lulus!" Jawabnya dengan wajah berbinar.
Ohya, untuk info. Andrew memang memanggilku
sejak dulu dengan baby sha. Menurutnya itu lucu.
"Sejak kapan kau tiba di London?"
Aku berjalan melewatinya dan melemparkan semua barang bawaanku secara kasar.
"Hey! Mengapa kau tak pernah rapih sih?
Aku baru saja membereskannya! Oh. Aku tiba kemariin." Ia sangat cerewet.
Persis ibuku huh.
"Lalu, kau akan bekerja dimana?"
"Aku tak tahu. Tentu saja yang tidak
jauh dari kuliahku didunia arsitek" Ia tersenyum miring menatapku
membuatku hanya terdiam. Awkward.
"Hei, drew! Apakah kau membawakanku
oleh oleh dari Paris?"
"Tentu! Ah kau tak berubah
rupanya!"
Aku menaikan salah satu alisku dan berjalan
mendekatinya. Apa maksudnya? Apa maksud dari aku tak berubah?
"Kupikir setelah kau berpacaran dengan
artis terkenal kau tak berniat dengan oleh oleh lagi seperti dulu" Ia
tertawa tanpa mengindahkan pertanyaanku.
Zayn Pov
Aku merebahkan diriku di sofa yang berada di
Apartement kami ini. Yah kami. Kami One Direction.
"Hey mate! Darimana saja kau seharian
ini? Aku tak melihatmu semenjak pagi ini!!" Teriak Niall yang duduk tepat
dibawah sofa empuk tempatku berbaring ini, tanpa menatapku. Ia terlalu asik
bertarung bersama Harry. Aku yakin mereka akan mengadakan taruhan lagi.
"Zayn, kau tahu? Kami bertaruh lagi!
Aku yakin kali ini aku akan menang!! Ayolah beri aku semangat!!" Rengek
Harry juga tanpa mengalihkan pandangan dari televisi.
"Go Harry Go Harry Go!!" Sorakku
tak jelas lalu melompat keatas pangkuan Harry hahaa. Ini menyenangkan. Kau
tahu? Mereka ini sudah ku anggap saudaraku sendiri, jelas aku melakukan ini hanya
untuk menggodanya. Kadang melihat tingkah mereka yang seperti ini membuatku
melupakan segala masalah yang ku alami.
"Oh Zayn!! Kau tak membantuku kau malah
membuatku kalah!! Kau membiarkan si blonde ini menang lagi? Aku akan bangkrut
tidaakk"
Aku tergelak mendengar rengekannya dan mulai
ikut memainkan dimples-nya. Aku harap kami bisa terus bertingkah seperti ini
selamanya...........