Jumat, 11 Oktober 2013

The Hardest Word To Say Is "Goodbye"





I know i'm late but actually i'm not late. Aku hanya kembali mengingat ngingat tentang Cory gara gara episode "The Quarterback" yang dibuat tribute untuk Finn Hudson. Oke sesuai judulnya, memang rasanya beraattt banget bilang goodbye ke karakter kesukaan aku di Glee selain Tina, Quinn dan Ryder. Setidaknya, Finn adalah karakter yang bikin aku jatuh cinta sama Glee dulu. Dia bener bener karakter pria impian yang baik,bijaksana, bertanggung jawab. Diluar itu, ternyata Cory gak beda jauh sama Finn. Walau dia pemakai narkoba dan gak lulus sekolah menengah, Cory itu punya perjalanan hidup yang waw yang bisa di jadikan pelajaran buat kita. Kembali ke Finn. Aku pertama kali liat Glee pas masih di musim pertama dan aku langsung suka sama karakter Finn yang menurut aku lucu. Dia itu telmi tapi sebenarnya pinter dan dia itu juga populer banget sebagai quarterback team futbol. Finn itu selalu bisa diandalkan dan bisa juga menjadi pemimpin yang baik apalagi waktu di season ke 4. Dia terakhir kali muncul di Glee itu season 4 episode 19 "Sweet Dreams" Disitu dia janji akan ngelatih anak anak Glee sampai menang Nationals bareng Mr. Schue dan abis itu dia bakal balik kuliah lagi. Tadinya aku pikir itu cuma akan jadi episode terakhirnya dia di season 4 tapi ternyata di semua seasonnya Glee :'( Sebelumnya di season 1 - 3 setiap episode Finn gak pernah gak muncul, tapi sejak season 4 dia jadi jarang muncul karena ceritanya udah lulus. Setelah kepergian Cory, ada satu adegan di episode 09 season ke 3 yang bakal bikin kita sedih tiap inget kenyataan kalau Finn itu sudah gak ada. Yaitu adegan saat Finn memberikan kado untuk Rachel di hari natal. Dia memberikan Rachel kado berupa bintang yang sudah dia beri nama "Finn Hudson" sesuai namanya. Jadi Rachel gak perlu khawatir jika kangen Finn, dia bisa melihat ke langit dan dia akan tahu Finn melihatnya dari atas sana tidak peduli Finn dimana. Dan sekarang Lea juga gak perlu khawatir karena Cory akan selalu melihatnya dari sana :'(

Season 03 Episode 09 "Extraordinary Merry Christmas"

Dulu kalau gak ada Finn di Club Glee, mungkin gak akan ada anak populer yang akan gabung disana. Coba bayangin, mana ada anak populer dari club club yang populer juga bakal mau gabung ke club yang isinya anak anak yang mereka anggap loser? Cuma Finn yang mau! Walau awalnya karena dijebak oleh Mr. Schue, tapi kan abis itu dia secara sukarela mau bergabung disana. Finn itu adalah quarterbacknya team futbol WMHS yang terkenal, dan mau gabung di club loser padahal pada awalnya cuma dia yang bukan bagian dari anak anak loser. Bahkan yang punya ide untuk menyanyikan Don't Stop Believing adalah dia. Setelah dia bergabung, memang sih dia banyak diejek. Tapikan banyak juga sehabis itu anak anak populer yang mau bergabung disana walau pamrih awalnya. Tapi Finn Hudson lah pelopornya. Btw, dari semua season Glee, Finn sering sekali bertingkah lucu ada satu adegan yang aku inget banget sampai sekarang, Waktu itu, dia masih pacaran sama Quinn dan setiap mereka ciuman Finn akan selalu keinget dia pernah nabrak orang pas latihan menyetir sama ibunya haha. Ada juga dia nyanyi lagu "La Cucaracha" sama Puck, Artie dan Mr. Schue di kelas bahasa Spanyolnya Mr. Schue, itu lucu banget bener dehh.Kemarin, episode "The Quarterback" sudah tayang, dan yah rasanya itu episode glee tersebentar. Entahlah tapi aku ngerasanya gitu, mungkin juga efek terlalu menikmati. Dan bagian paling emosional memang pas bagian Rachel nyanyiin "Make You Feel My Love" buat Finn. Aku tau gimana kisah cinta Rachel - Finn (Bukan Lea-Cory). Gimana usaha usaha Rachel buat dapetin Finn, gimana keinginan mereka ingin nikah muda, gimana kisah putus-sambung mereka dan liat Rachel nyanyi seperti itu ditengah ruang paduan suara diantara para anggota new directions bener bener ngingetin season 1-3 :(.Tapi dari tayangnya episode emosional kemarin, itu artinya kita harus sudah siap mengucapkan salam perpisahan untuk Finn Hudson. Dulu, aku sering ngebayangin episode terakhir glee itu Finn dan Rachel akhirnya menikah. Tapi ternyata episode yang selalu aku bayangkan itu gak akan pernah ada. Walaupun nanti ceritanya Rachel bakal nemuin pasangan baru dan menikah, tetep aja rasanya beda. Gimanapun Finn sudah ada dari episode pertama glee dan sudah ditakdirkan sama Rachel. Tapi ternyata tidak semua yang pasangan film yang kita bayangkan happy ending ya, bisa jadi sad ending seperti ini. Tapi sih ini beneran sad, soalnya bukannya karakternya dimatikan dengan sengaja, tapi malah karakternya terpaksa dimatikan akibat bintangnya yang sudah gak ada duluan. Tapi kemarin di episode itu, karakter Finn gak diceritain meninggalnya kenapa. Agak kecewa sih tapi yaudahlah hehe. Jadi ya ternyata sekarang waktunya aku harus bilang Goodbye buat karakter kesukaanku ini, karakter yang sering dianggap kesatria oleh anak anak club Glee, karakter paling dikenang dan baik hati, serta karakter yang sudah bikin aku jatuh cinta banget sama Glee.





Goodbye Finn Hudson. I'll miss you and i love you
1994-2013

Sabtu, 27 Juli 2013

Everything Has Changed





    Everything has changed bby!!! Semua berubah, semuanya!! Teman teman, lingkungan dan kehidupan pribadiku! Dimulai dari teman teman, mereka ugh sudah baik banget (atau sudah semakin dekat) dan ada satu yang sekarang jadi bener bener makin deket sama aku, bahkan dia berani nyeritain masalah pribadinya yang gak semua anak (beberapa orang aja) di kelas yang tau. Kemajuanlah namanya, walau aku masih gak cerita banyak sama dia. Selain itu, suasana dikelas udah semakin kondusif alias anak anak yang dulu suka ngejek ngejek aku udah berubah menjadi normal walau gak baik baik amat haha bawaan kali dia kayak gitu :D Seenggaknya kelas jauh lebih nyaman daripada dulu.
    Kedua, soal lingkungan baru. Yap, sekarang aku sudah kelas XI dan artinya waktu prakrin atau magang sudah tiba. Aku bener bener gak kuat sama hal yang ini. Aku gak punya temen, aku magang sendirian di tempat ini tanpa temen yang satu sekolah. Rasanya kesepian ditengah keramaian tau! Gimana enggal, kamu coba aja rasain kamu jadi satu satunya anak kecil yang gaktau apa apa tentang dunia kerja diantara orang dewasa yang udah bener bener paham dunia kerja? Awkward kan? Huh. Belom lagi bidang yang aku kerjain sekarang bener bener gak aku kuasai dan sama sekali gak punya niat mempelajarinya! Bikin makin gak nyaman. Aku tau ini salahku. Kenapa dulu mau aja magang disana. Tapi, dulu aku mau juga karena paksaan orangtua. Sungguh aku dulu udah mau nolak disana pas tau itu bidangnya jauh dari minatku dan hanya aku seorang diri disana tanpa teman. Aku mau nangis rasanya tiap mau masuk kerja, banyak banget pikiran yang terlintas karena aku sama sekali gak bisa bidangnya dan gak punya temen buat sekedar ngobrol atau saling panik atau apalah. Aku pengin banget magang sama teman, tapi pas aku mau mengundurkan diri dari tempat yang sekarang eh lagi lagi gak diijinin sama orangtua. Pemaksaan. Hanya itu yang aku rasain, gak tau 4 bulan lagi aku jadi apa kalau gini. Aku mau nangis tapi gak guna. Aku sudah cerita sama teman teman sekolahku, dan mereka nyaranin aku pindah. Apalagi selama aku magang disana aku gak kerja apa. Sedangkan, teman teman ku udah dapet sedikit ilmu selama ditempat magangnya. Aku iri? Iya. Kenapa mereka bisa bebas magang di tempat yang mereka mau sedangkan aku enggak? Huh. Hal lain yang bikin suasana gak nyaman adalah, sugesti. Karena dari awal aku udah gak suka tempat dan bidangnya akupun makin gak betah ditempat itu walaupun karyawan disana baiknya setengah matii tapi ya namanya kenyamanan kan gak selalu ditentukan kebaikan seseorang. Aku bener bener butuh duniaku bukan dunia orang lain seperti ini!
    Dan terakhir soal kehidupan pribadi. Yeah yang dua tadi juga pribadi, tapi yang ini bener bener pribadi walau gak akan spesifik aku jelaskan di postingan ini. Mungkin lain kali aku mau buat posting khusus buat dia Hahahaa *sok penting* . Jadi oke, now i've boyfriend. Yah, finally yang kali ini baik. Ugh baik banget malahhh dan yang paling aku sayang mungkin. Namanya, Hafizh :$ hahaha yes, he's my type. Untuk sekarang sih buruknya belum keliatan, akupun begitu. Jadi aku harap semua yang terjadi sekarang nyata bukan dibuat buat. Dia mungkin yang paling baik dari yang lain, dari yang sebelumnya. Aku gaktau mau ngomong apalagi tentang dia, yang pasti semoga langgeng ajalah haha. Dan dia gak main main sama aku, jujur aja aku masih amat sangat trauma sama yang sebelumnya. Hanya main main. Makanya dulu aku susah banget percaya sama dia (sekarang pun masih walau sedikit) kalau dia gak main main sama aku. Semoga memang iya gak main main. Aku cuma bener bener takut. disaat semuanya keliatan mulus taunya dia hanya main main. Itu bakal bikin aku lebih sakit hati dari yang sebelumnya. Semoga dia beda :)


                "All i know since yesterday is everything has changed"

Selasa, 23 April 2013

The Day (Zayn Malik Love Story)



Chapter 1.
Conversation.





   "Jadi......Hal apa yg ingin kau bicarakan, Zayn?" Ujarku saat waiters baru saja meninggalkan meja kami.
   "Jadwal tourku sudah keluar"
   "Lalu?" Tanyaku tak mengerti.
   "Aku akan meninggalkanmu. Oh aku pasti akan sangat merindukanmu!" Jawabnya dengan gelisah.
   "Kau lucu. Aku juga akan merindukanmu, Zayn!" Ia Lucu, seperti baru sekali saja meninggalkanku untuk tour. Kami telah berpacaran sekitar 2tahun dan tebak saja sudah berapa kali aku ditinggal olehnya untuk tour?.
   "Aku.....Aku hanya khawatir padamu"
   "Zayn... Kau hanya pergi tour bukan? Apa yg kau khawatirkan?" Aku semakin tak mengerti dengan sikapnya ini. Hah.
   "Aku khawatir kau selingkuh!"
   "Hahahaaa" Tawaku datar. Aku tak tahu mengapa ia bisa berpikir seperti itu.
   "Ada apa?"
   "Tidak. Aku hanya heran mengapa kau bisa berpikir seperti. Apakah selama ini kau tak pernah percaya padaku?" Aku mendongak menatap matanya dengann tajam. Mencari suatu kejujuran dari jawabannya nanti.
   "Aku...... Ah aku percaya padamu, Shara! Sungguh. Hanya saja..... Aku merasa ada pria lain yang menyukaimu" Ia tersenyum lemah sambil terus menggigit bibir bagian bawahnya, tanda ia sedang gugup atau khawatir.
   "Hey.. Siapa orang itu? Apakah aku dan kau sama sama mengenalnya?" Tanyaku lembut, aku tahu ia sangat menyayangiku dan takut kehilanganku. Begitupun denganku, sama dengannya. Aku juga takut kehilangan Zayn dalam hidupku.
   "Andrew" Desis Zayn nyaris tak terdengar.
   "Dia?"
   Andrew. Ia adalah sahabatku semenjak kecil. Kami memang dekat. Tapi aku sama sekali tak memiliki perasaan dengannya. Entah apa yang ada dipikiran Zayn tentang kedekatan kami.
   "Sudahlah. Aku percaya padamu" Ujarnya dan memberikanku sebuah senyum masam.
   "Lalu kapan Tour itu akan dimulai?" Kataku mulai mengalihkan pembicaraan kami.
   "Seminggu lagi"


Harry Pov


   Aku berjalan pelan meninggalkan mobilku menuju pintu masuk restaurant .Hari ini aku berjanji akan mentraktir Niall makan sepuasnya di restaurant ini. Aku baik? Tidak juga. Sebenarnya aku malas mentraktirnya, hanya saja yah aku kemarin kalah dengannya saat bermain PS. Ugh sial bukan?
   Aku mulai menyusuri restaurant ini mencari tempat strategis tanpa dikenali fans dan dilihat paparazi. Langkahku terhenti begitu saja saat aku melihatnya. Seorang gadis cantik yang sedang tertawa renyah disudut lain restaurant ini. Dulu ia gadisku, tapi sekarang tak lagi. Dan aku membenci kenyataan itu. Kenyataan bahwa ia bukan milikku lagi..........
   "Hello? Niall? Bisakah aku mentraktirmu di restaurant lain? Kumohon"
   "Nandos? Baik tak apa. Ok. Tunggu aku."
   Aku memutus sambunganku dengan Niall. Aku terpaksa harus mentraktir Niall di Nandos. Aku tak mau ia melihatku, dan aku melihatnya. Itu menyakitkan, kau tahu?


***********


   "Aku melihatnya" Kataku saat Niall mulai mempertanyakan mengapa aku membatalkan mentraktirnya di restaurant tadi.
   "Siapa?"
   "Gadis itu, bodoh" Jawabku frustasi mengingat kejadian tadi. Oya, Hanya Niall lah satu-satunya personil band yang mengetahui tentangku, gadis itu dan masa lalu kami.
   "Ayolah Harry kau harus move on. Banyak gadis gadis yang menunggumu di luar sana. Mengapa tak kau coba membuka hati untuk orang lain? Ini sudah saatnya Harry"
   Aku terdiam. Tak percaya seorang Niall Horan yang tak pernah serius ini bisa menasehatiku seperti tadi.
   "Huh?" Tanyanya heran melihatku menatapnya dengan tatapan 'Kau-benar-seorang-Niall-Horan?'
   "Aku tak percaya kau bisa berkata se serius itu Nialler!! Aku pikir hanya daddy Liam yang bisa! Hahahaa" Tawaku keras membuat para pengunjung tempat ini mulai menatapku dan Niall dengan curiga.
   Ups, sepertinya tak lama lagi kami akan ketahuan.
   "Ehm Harry, kurasa aku sudah cukup kenyang. Bagaimana jika kita pergi dari sini?" Ujar Niall dan menarikku keluar dari Nandos. Ok sepertinya ia juga merasakan hal yang sama denganku. 


Shara Pov


   Aku berjalan dengan cepat menuju pintu rumahku. Aku tak sabar untuk membaringkan tubuh ini ditempat pembaringan favourite ku.
   Cleck.
   Bunyi gesekan antara kunci dengan lubang pintu terdengar cukup keras diantara sunyinya malam ini. Cukup malam untuk berpergian dimusim gugur seperti ini. Angin yang cukup kencang, membuat tidak begitu banyak orang yang ingin keluar dimalam seperti ini.
   "Hei!"
   Aku terlonjak begitu mendengar suara seseorang dibalik pintu yang baru terbuka sebagian ini. Tunggu. Aku mengenal suaranya. Bukan, dia bukan Zayn tentunya.
   "Andrew? Apa yang kau lakukan disini?" Aku melongo memperhatikan kehadirannya yg tanpa diundang dikediamanku.
   "Hanya surprise kecil untuk baby sha. Aku kembali! Aku sudah lulus!" Jawabnya dengan wajah berbinar.
   Ohya, untuk info. Andrew memang memanggilku sejak dulu dengan baby sha. Menurutnya itu lucu.
   "Sejak kapan kau tiba di London?" Aku berjalan melewatinya dan melemparkan semua barang bawaanku secara kasar.
   "Hey! Mengapa kau tak pernah rapih sih? Aku baru saja membereskannya! Oh. Aku tiba kemariin." Ia sangat cerewet. Persis ibuku huh.
   "Lalu, kau akan bekerja dimana?"
   "Aku tak tahu. Tentu saja yang tidak jauh dari kuliahku didunia arsitek" Ia tersenyum miring menatapku membuatku hanya terdiam. Awkward.
   "Hei, drew! Apakah kau membawakanku oleh oleh dari Paris?"
   "Tentu! Ah kau tak berubah rupanya!"
   Aku menaikan salah satu alisku dan berjalan mendekatinya. Apa maksudnya? Apa maksud dari aku tak berubah?
   "Kupikir setelah kau berpacaran dengan artis terkenal kau tak berniat dengan oleh oleh lagi seperti dulu" Ia tertawa tanpa mengindahkan pertanyaanku.


Zayn Pov
  

   Aku merebahkan diriku di sofa yang berada di Apartement kami ini. Yah kami. Kami One Direction.
   "Hey mate! Darimana saja kau seharian ini? Aku tak melihatmu semenjak pagi ini!!" Teriak Niall yang duduk tepat dibawah sofa empuk tempatku berbaring ini, tanpa menatapku. Ia terlalu asik bertarung bersama Harry. Aku yakin mereka akan mengadakan taruhan lagi.
   "Zayn, kau tahu? Kami bertaruh lagi! Aku yakin kali ini aku akan menang!! Ayolah beri aku semangat!!" Rengek Harry juga tanpa mengalihkan pandangan dari televisi.
   "Go Harry Go Harry Go!!" Sorakku tak jelas lalu melompat keatas pangkuan Harry hahaa. Ini menyenangkan. Kau tahu? Mereka ini sudah ku anggap saudaraku sendiri, jelas aku melakukan ini hanya untuk menggodanya. Kadang melihat tingkah mereka yang seperti ini membuatku melupakan segala masalah yang ku alami.
   "Oh Zayn!! Kau tak membantuku kau malah membuatku kalah!! Kau membiarkan si blonde ini menang lagi? Aku akan bangkrut tidaakk" 
   Aku tergelak mendengar rengekannya dan mulai ikut memainkan dimples-nya. Aku harap kami bisa terus bertingkah seperti ini selamanya...........



Rabu, 10 April 2013

Begin Again



 

     Aku gak tahu harus mulai dari mana. Terlalu bingung untuk dijelaskan. Sebenarnya masalahnya simple, but terlalu nyakitin hati! Coba deh rasain dipermaluin sama temen sendiri? Yah aku ngerasa dia seperti itu. Aku gak mau nyebut nama walau aku tahu dia gak bakal liat posting ini  (Liatpun gak masalah biar dia bisa introspeksi). Gini deh, kalau memang dia punya rahasia dan aku gak tahu itu gak masalah. Karena setiap orang berhak atas itu. Tapi cara dia nyembunyiin itu yang kurang ajar. Jadi, beberapa hari yang lalu dia di sms teman yang lain yang kebetulan gak hadir disekolah. Aku liat smsnya, dan aku nanya maksud smsnya apa. Dia pura-pura bego dan bilang gak tau. Terus aku bilang aku balas ya. Dia jawab iya. Aku nanya lagi jawab apa? Dan apa katanya.............terserah. Yaudah aku balaslah aneh-aneh. Tapi masalahnya bukan disana. Tadi siang, aku secara gak sengaja liat smsan mereka berdua setelahnya. Ini gak sengaja loh. Gara-gara temen sebangkunya nanya tulisan sesuatu buat dikirim ke si temen yang gak sekolah ini pake hpnya dia. Pas aku check tulisannya, eh gak sengaja ke scroll ke atas pas mau pencet send. Kebacalah sedikit conversation mereka yang mulai menyinggung aku. Yaudah aku baca. Isinya kurang lebih gini, "Eh sebenernya aku ngerti kok maksudmu tadi. Cuman ada Firda. Untung aku pura-pura bego" Abis itu isinya seperti gitu-gitulah aku gak mau baca, itukan rahasianya dia. Habis itu aku cepat-cepat klik send dan taruh hpnya. Tapi aku gak terima aja dia ngebodoh-bodohin aku kayak gitu. Apasih susahnya bilang "Rahasiaku sama itu" atau apalah tanpa ngebodohin aku? Rasanya itu aku bener-bener bego tolol bodoh dihadapan mereka. Dan mungkin juga memang iya. Karena diantara kita ber4 HANYA aku yang gak tau...... hahhaa sakit. Mereka hanya nganggep aku temen disaat butuh ya? Duh makasih ya. Coba diinget yang buatin tugas blog kalian siapa? Lupa? Buatin twitternya salah satu dari mereka? Lupa juga? Tapi gak hanya itu deh kalau diinget ya bantuanku haha. Aku gak pamrih. Cuman rasanya percuma aja kalau kalian dateng disaat kalian butuh aja. Yah daripada terus-terusan gitu, lebih baik aku menjauh secara perlahan. Dikelas kan ceweknya gak hanya kalian? HAHAHAA. Mulai tadi sehabis baca conversation mereka itu, udah mulai menjauh kok. Hanya ngomong seperlunya aja. Sudahlah menjauh aja sedikit sedikit, aku rasa itu tindakan yang benar. Aku benar benar ngerasa bodoh saat percaya mereka. Aku benar benar merasa bodoh saat didekat mereka. Aku gak tahu lagi mau bilang apa. Cukup sakit hati aja kok. Dan malu........

Senin, 18 Maret 2013

What Doesn't Kill You Make You Stronger.......






      Aku kembaliiiiiii!! Kembali curhat tentunyaaa-_- Jadi yah, aku baru masuk dunia SMK sekarang dan hafftt mulai adaptasi lagi deh dengan tingkah teman teman baru dan kelasku yang sekarang adalah kelas pembuat ulah :| Entah kenapa aku bisa masuk kelas ini aku aja bingung :/ Kelasku dulu sebandel bandelnya ga ada tuh yang seluar biasa ini bandelnyaaa. Mungkin teman temanku yang sekarang nganggep aku aneh atau apalah aku gak peduli... Terkadang memang aku senang dengan duniaku sendiri, jadi pasti kalau sudah gitu aku bakal menyendiri dan pasang headset atau menggambar. Seperti bunglon memang kesannya. Kadang bisa menjadi Firda yang rame kadang bisa jadi Firda yang menyendiri dan pendiam. I'm a moody person. Jujur aja nih, sebenarnya ada beberapa dari mereka yang sifatnya aku kurang suka. Mungkin kita sekarang terlihat seperti close friend. But one thing u must know, dikelasku sekarang hanya ada 10 murid perempuan yang tentunya mau bagaimana lagi ya harus deket. Walau kadang sikap mereka ada yang bener bener minta di......uh u know what i mean. Rasanya beda bgt deket dengan banyak anak, disaat aku adalah type yang susah punya close friend. Aku senang berteman dengan siapa aja, tapi untuk teman dekat yah hanya sedikit. Aku gakkan cerita masalahku or etc ke teman dan mereka belum pernah tau ceritaku karena ya itu deh. Oya kembali ke sikap mereka! Ada diantara mereka yang typenya itu gak bisa menghargai orang emm lebih tepatnya perasaan orang and i'm a sensitive person ehehehee.. Padahal yah, aku sudah berusaha loh menjaga perasaan mereka disaat aku gak suka sesuatu yang sangat mereka sukai. Aku takut orang itu bakal tersinggung disaat aku tahu mereka biasa ngelakuin itu. Mereka bukan blak-blakan. Aku gak marah kok, beneran!! Tapi cuma kecewaaa aja kok. Dan kenapa aku kasih judul gitu? Karena itu lagu......eh bukan deh tapi karena aku berusaha sabar ngadepin hal hal baru (siikap) yang mungkin cepat atau lambat aku akan kebiasa. Kemaren, ada suatu kejadian yang omongannya gak enak banget. Tapi aku gak marah sama sekali, karena udh biasa kok daridulu hehehe:D cuma aku takut dia akan ngomong hal seperti itu kepada fans fanatik or apalah itu namanya dari One Direction (Okay, i'm directioners too and i'm die hard. but i'm not angry or etc if 1D get criticize from other ppl)  Dia ngomong 1D itu jelek wajahnya dan aku cuma ketawa gak tau harus nanggepin apa. Mau marah? Aku gak kesel masalahnya jadi buat apa marah?? hufftt.. Cuma tadinya aku pengeeennn banget bilang "Gpp mereka jelek wajahnya, daripada suaranya? Jadi boyband kan yg dicari bukan wajahnya tapi suaranya. Daripada mereka ganteng tapi operasi dan nyanyinya lipsink? pilih mana? aku lebih pilih mereka asli apa adanya kok. Benerin dulu itu korea2 kesukaanmu sebelum bicarain orang :)" TAPIIII,, aku gila banget kalau sampai bilang itu. Aku dimusuhin nanti. Lagian aku juga gak niat belain 1D atau siapa siapa. Bukan masalahku. Bukan kepentinganku kan?? Hahahaa.... But, selain masalah itu banyak sih masalah2 lainnya yang harus aku tahan atau hanya bisa aku ceritain ke temen2 smp ku. Seperti yah, saat aku dikata2in sama ehmmm ( i can't tell his name :p ) Mereka cuma apa? CUEKKK!! And i hate that! Sometimes i really need a hug or spirit from ma friends huh. Mungkin mereka pikir aku butuh sendiri, tp bukan itu yang aku butuhkan.. Yah nanti suatu saat mereka akan tau kok hehee kan gak mungkin aku bilang gitu ke mereka? Biar sadar sendiri aja.. Sebenarnya masih banyaakkkk sekali masalah masalah lainnya yang aku rasain. Itu sebenarnya tantangan dari masa adaptasi. Semoga secepatnya adaptasi ini selesai dan bisa seperti waktu masa smp dulu! Harus sabar dan strong donksss!! Mueheheee. Itu aja sepertinya untuk hari ini, dan aku mulai kangen blogging {} jadi i'm backkk!! hihiii.. OYAA, HARI INI ULANG TAHUN ADAM LEVINE NICHHH :* Haahahaa. okedehh, Good Bye and Good Night <3

Kamis, 21 Februari 2013

Eyes (Harry Styles Short Story)





    I'm broken, do you hear me....
    I'm blinded,....
  
   "Kau kan memang buta?" Celetuk seseorang yang sepertinya anak kecil.
   Aku hanya bisa menghela nafas setiap mendengar ejekan seperti itu. Aku tak bisa memarahinya, karena memang kenyataannya seperti itu. Aku buta.
   "Sudah jangan dengarkan perkataan anak tadi" Ujar seseorang menepuk pundakku perlahan. Dari suaranya ia sepertinya seorang pria.
   "Siapa kau? Tak usah seperti pahlawan, aku sudah biasa mendengar ejekan seperti itu. Anak itu benar aku memang buta" Kataku sembari berjalan meninggalkannya.
   "Tunggu" Teriaknya mencegatku.
   "Apa?"
   "Aku Harry, dan kau?"
   "Helen"
   "Kau mau kemana? Aku antar ya?"
   "Apa kau ingin mengantarku? Hahaha. Kau pikir aku tak bisa? Aku sudah biasa!!!" Omelku padanya. Ada apasih dengan pria ini aneh sekali. Huh.
   "Tapi......"
   "No" Potongku cepat dan pergi meninggalkannya.
   Aku berjalan terus menuju rumahku, aku tak tahu apakah orang aneh tadi terus mengikutiku apa tidak. Ah sudahlah asalkan ia tak berbuat buruk padaku, whatever. Rumahku tak begitu jauh dari taman tadi, dan aku sudah sangat menghapalnya.
   "Non Helen dari mana saja" Tanya Nanny-ku. Seperti ia telah menungguku sedari tadi.
   "Taman"
   "Aduh non, kan sudah dibilang non tidak boleh kemana mana nanti kalau non......"
   "STOP!! I don't wanna hear anything about that. Aku sudah besar" Potongku kasar, aku tak suka dianggap seperti orang lemah.
   "But....."
   "Cause I'm blinded, right? Hahaha" Tawaku sarcastic.


Harry Pov


   Aku mengikuti Helen. Aku khawatir padanya. Aku memang baru mengenalnya tadi, tp aku merasa ada sesuatu dalam diri Helen yg membuatku tertarik padanya. Aku suka Matanya. Walau ia tak dapat melihatku, tp aku merasakan pancaran mata yang rapuh dari matanya.
   "Non, itu non diantar oleh siapa?" Tanya Nanny-nya menunjuk kearahku membuatku tersentak. Ah aku ketahuan.
   "Tak tahu" Jawabnya acuh.
   "Eh.. Eh.. Tadi saya melihat Helen ditaman, dan saya berniat mengantarkannya tp ia menolaknya. Jadi... Saya hanya memastikan ia sampai rumahnya" Jawabku gugup. Aku takut membuat Helen semakin membenciku.
   "Terimakasih ya"
   "Tak usah berkata seperti itu, aku bisa sendiri"
   "Aku pulang ya dan bolehkah besok aku mengajakmu berjalan-jalan ?" Ah bodoh sekali aku, ia tentu takkan mau......
   "Maybe, lihat saja besok" Katanya membuatku terkejut. Dia mau? Aku yakin ia mau.


***************


   Hari ini aku akan mengajak Helen berjalan-jalan. Entah kemana, aku sendiri belum memikirkannya. Aku sudah tiba didepan rumah Helen. Dan saat aku hendak masuk, Helen sudah terlebih dahulu keluar bersama nanny-nya itu.


Helen Pov


   "I think he was arrived" Kataku sambil berjalan menuju pintu. Ya aku memang menunggunya. Aku pikir ia orang yang baik dan aku akan mencoba berteman dengannya.
   "Wait!" Teriak Nanny-ku. Lagi lagi ia terlalu takut aku terluka. Ah.
   Aku mendengar suara pintu terbuka dan,
   "Hey"
   Suara itu. Aku yakin itu suara Harry. Walaupun aku belum lama tak bisa melihat, tp aku merasa indera pendengaranku sudah cepat beradapatasi untuk mengenal suara dengan cepat.
   "So, kemana kita akan pergi?" Ucap Harry lagi.
   "Idk. Up to you"
   "Yasudah. Kita ke taman kemarin saja ya"
   Aku mengangguk dan mulai berjalan ke arah taman.
   "Jadi... Aku ingin mengobrol banyak denganmu" Kata Harry yg terdengar sedikit gugup. Aku tahu ia takut membuatku tersinggung lagi. Haha
   "Okay, apa yang kau ingin obrolkan"
   "Kita duduk disini saja ya. Hmm.... Maukah kau menjadi temanku?"
   "I guess yes"
   "Really? Ah aku senang!" Katanya terdengar bahagia yg membuatku menjadi ingin tertawa.
   "Hahahaa........."


Harry Pov
  

   "Hahahaa........." Akhirnya ia tertawa. Aku senang melihatnya. Aku senang ia mau menganggapku teman. Aku harap aku bisa selalu disisinya dan terus mendengar tawanya.
   "Ijinkan aku bertanya" Kata Helen tiba-tiba.
   "Sure"
   "Apa pekerjaanmu? Okay, aku hanya ingin tahu"
   "Penyanyi" Jawabku datar.
   Aku melihatnya menyengitkan alis. Ia tampaknya bingung. Hem..
   "Lalu bagaimana jika kau menyanyikan sebuah lagu untukku?" Tanyanya seperti memohon. Oh dengan senang hati akan ku lakukan!!
   "Kau mau ku nyanyikan lagu kemarin?"
   Ia tampak berpikir dan akhirnya mengangguk setuju.


***************


   Sudah 2 minggu aku dan Helen berkenalan. Aku sudah tahu banyak tentangnya dan begitupun sebaliknya. Aku tahu apa yang selalu ia rasakan. Diejek, dicemoh dan dianggap tak berguna. Tp aku tak tahu apa hal yang menyebabkannya buta.
   "Helen, may I ask one thing?" Kataku saat tiba didepan rumahnya. Kami baru saja pulang berjalan-jalan bersama. Itulah rutinitas kami selama 2 minggu ini, berjalan-jalan di sore hari.
   "Ofc"
   "Apa hal yang membuatmu seperti ini. Kau tahu apa yang kumaksud bukan?"
   Ia menghela napas.
   "Asal kau tahu, aku tak buta sejak lahir. Ini terjadi karena sebuah accident 3 bulan yang lalu. Accident yang.......tidak penting. Hanya karena aku putus cinta dan aku memutuskan minum terlalu banyak yang akibatnya seperti ini. Aku mengalami kecelakaan dan aku buta" Ujarnya tanpa jeda. Aku tahu ia pasti sulit menceritakan hal-hal buruk itu.
   "Mengapa kau tak mencoba mencari donor?"
   "Belum giliranku. Aku harus mengantri untuk mendapatkan donor. Jika ada yg mendonorkan matanya khusus untukku, baru aku akan menjalani operasi"
   Ia tersenyum. Aku tahu ia berbohong, itu bukanlah senyumnya. Ia hanya menahan tangis.
   "Minggu depan, tanggal 27 Februari aku harap kau datang ke rumah sakit St. Patrous. Aku akan menjadi donor khusus untukmu. Aku tunggu kedatanganmu" Ucapku sambil berlalu meninggalkan rumah Helen dan Helen yang masih berdiri kaku didepan rumahnya. Ia pasti shock dengan ucapanku.
   "HARRY!! HARRY!!" Aku mendengar ia berteriak memanggil-manggil namaku. Tenang Helen, aku hanya ingin memberimu hadiah.


Helen Pov


   "Minggu depan, tanggal 27 Februari aku harap kau datang ke rumah sakit St. Patrous. Aku akan menjadi donor khusus untukmu. Aku tunggu kedatanganmu"
   Aku terhenyak mendengarnya. Apa? Harry? Kau bodoh. Untuk apa aku dapat melihat kalau tak dapat melihatmu? Satu-satunya orang yang ingin kulihat hanyalah kau, Harry. Aku rasa aku sudah mulai.......menyukaimu.
   "HARRY!! HARRY!!" Teriakku histeris. Aku rasa ia takkan kembali. Aku harap esok dia akan menemuiku dan mengubah pikirannya. Aku harap.


***************


   "Good Morning, sweety!" Aku terbangun oleh suara itu. Apakah itu Harry? Tapi......
   "Harry? Its you?"
   "Harry? Who?" Tanya orang itu kebingungan.
   "I'm Louis, your brother. Kau melupakanku?" Ucapnya lagi. Sudah kuduga, ia bukan Harry.
   "Tidak" Kataku pergi meninggalkannya. Aku tahu ia pasti bingung. Ia tak pernah tahu siapa Harry.
  
   Aku masih menunggu Harry datang. Aku harap ia akan datang hari ini seperti biasanya. Tapi, ini sudah cukup malam aku rasa, biasanya aku dan Harry telah tiba dirumah saat ini. Itu artinya Harry tak datang hari ini. Aku benar-benar kecewa padanya. Apakah ia benar akan melakukan hal bodoh itu demi aku?

   Hari demi hari aku lewati tanpa kehadiran Harry seperti biasanya dan hari ini, tepat tanggal 27 February aku akan menjalani operasi yang ia minta. Memang benar, kemarin pihak rumah sakit itu telah menghubungiku menyatakan aku akan dioperasi besok. Tak terbersit perasaan senang dalam diriku. Aku tahu aku bodoh, disaat aku mendapatkan mata aku justru bersedih karena takkan melihat Harry.
   "Are u ready?" Tanya doctor itu padaku. Hah sudah saatnya.
   "Can I ask u one thing?" Tanyaku sedikit memohon pada doctor itu.
   "Okay, 5 minute. What will do you ask me?"
   "Siapa yg mendonorkanku mata?"
   "Mr. Harry. Harry Styles" Tegas doctor itu membuat perasaanku semakin hancur. Saat ini aku merasa yakin takkan pernah bisa melihat Harry lagi.
   "Okay, we must to go to the operating room now"


***************


   Hari ini aku akan membuka perban dimata ini. Seluruh keluargaku telah berkumpul dan yang aku rasakan mereka sangat gembira, itu justru berbanding terbalik denganku. Sejak hari operasi itu, aku tak hentinya ingin menangis dan mengembalikan mata ini pada Harry. Tp apa daya? Itu takkan mungkin.
   "Are u ready Mrs. Helen?"
   "Yes" Jawabku tak bersemangat. Aku ingin sekali orang yang pertama kulihat adalah Harry.
   "1.....2.......3 okay open your eyes"
   Aku mencoba membuka mataku perlahan. Rasanya sangat berat dan pandanganku sangat kabur, mulai membaik dan hey! Aku dapat melihat! Aku mulai memperhatikan sekelilingku. Disana ada mom, dad, nanny, Louis dan........tunggu! Siapa dia?
   "Who are u?" Tanyaku sambil menatapnya tajam. Tapi bukannya menjawab pertanyaanku ia malah berjalan keluar ruangan.
   "Wait!! Who are u?" Aku berlari mengejarnya dan....hap. Aku meraih tangannya. Tapi, tangan ini rasanya seperti.......
   "Are u okay?"
   "HARRY!!" Teriakku lalu memeluknya. Bila ini mimpi, aku mohon tolong jangan pernah bangunkan aku dari mimpi ini.
   "Its really you?" Ujarku sambil menangis dipelukannya.
   "Tentu, babe! Kenapa kau terkejut?" Tanyanya tanpa nada bersalah. Ia telah membohongiku!
   "Kau bohong. Lalu mata ini milik?"
   "Mau aku ceritakan? Aku juga tak tahu itu mata milik siapa. Selama seminggu aku menghilang aku berpergian keseluruh rumah sakit dikota ini dan memohon memasukkan namamu ke nomor antrian pertama penerima donor. Dan inilah hasilnya! Bagaimana usahaku?" Jawabnya sambil memainkan matanya genit.
   Aku memutar mata. Menyebalkan. Aku ditipu olehnya!
   "Mengapa kau harus berbohong? Kau tahu aku panik mendengar itu!!!"
   "Aku ingin mengetahui apakah kau menyukaiku apa tidak. Kau menyukaiku kan? Ayolah jujur saja"
   "................yes" Cicitku nyaris tak terdengar.
   "So, will u be mine?"
   "...............yes" Cicitku lagi. Aku tahu saat ini aku pasti blushing. Huh.
   "Jangan mencicit seperti itu!" Ujarnya sembari menarikku jatuh dalam pelukannya. Ia mulai menarikku semakin dekat, dekat dan akhirnya bibir kami pun bertemu. Aku bisa merasakan bibir Harry yang berasa mint ini membuatku terus tak ingin berhenti. Aku sudah mulai kehabisan napas dan....
   "Don't leave me again, Harry" Kataku seraya mengakhirinya.
   "I Promise" 



Minggu, 20 Januari 2013

Broken ( Niall Horan Short Story )





"Kamu..........."
"Hai! Rupanya kau masih ingat dengan janji kita ya, Kate hahaha" Ujarku senang saat melihat Kate, sahabatku sewaktu kecil ini masih mengingat janji kita dahulu.
"Kamu..... Siapa? Dan janji apa ya? Hey! Bagaimana kau bisa tahu namaku?"
Bagai dihujam oleh ratusan pisau, rasanya sungguh menyakitkan saat sahabatmu sendiri tak ingat denganmu? Ah itu sedikit wajar tapi ia bahkan tak ingat janji itu? Janji yang kita buat 4 tahun yang lalu? Lalu untuk apa ia berada disini? Lebih menyakitkan melihatnya datang tetapi tak ingat dibandingkan ia tak datang sama sekali.
"Tentu aku tahu namamu, kate. We are best friend, right? I'm Niall. Do you remember me?"
"No" Katanya sambil menggeleng lemah.
"No? Lalu untuk apa kau berada disini?" Kataku seraya menahan rasa sakitku. Ia melupakanku? Ia melupakan semua kenangan kita selama bertahun-tahun?
"Entahlah, aku hanya ingin pergi ke tempat ini entah kenapa"
"Oh okay. Sepertinya aku harus pergi sekarang. Lain kali bisakah kita bertemu lagi? Ini nomorku, dan nomormu?" Lebih baik aku pergi memang. Aku tak ingin menjadi lebih hancur didepannya. Ini sudah cukup membuatku hancur, Kate.
"Akan ku sms kau nanti"
"Bye, Kate. See you later!"


Kate Pov


"Bye, Kate. See you later!" 
"Bye, Niall" Aku terus memandanginya hingga bayangnya hilang ditelan sinar senja matahari yang akan segera menghilang ini. 
Niall. Nama yang sungguh tak asing bagiku. Apakah ia dulu begitu penting dalam hidupku? Apakah benar ia sahabatku? Sepertinya ia kecewa aku tak mengingatnya. Tapi mau bagaimana lagi? Aku benar-benar tak ingat dengannya...........


**************


"Kau pulang telat malam ini" Ujar mom saat aku baru saja menutup pintu rumah. Aku segera melirik arlojiku, pukul 7 malam. Tentu saja, karena seharusnya aku sudah pulang sejak pukul 5 sore tadi.
"Sorry, mom. I'm late cause hehe I went to park before"
"Untuk apa?"
"I don't know. Just want to go there"
"What date today?" Hey, untuk apa mom menanyakan tanggal? 
"Apa hubungannya dengan tanggal? Sekarang tanggal 27 april" 
"Oh. I know why you go to there" Ujar mom menunjukkan senyum yang terkesan misterius. Sungguh aku tak mengerti.
"why? Tell me" 
"No. Sekarang kau harus mandi, makan dan minum obatmu"
"Aku bosan harus meminum itu terus menerus"
"Kau ingin sembuh dan seperti dahulu lagi bukan?"
Hening. Aku yak tahu apa yang harus aku jawab. Ya aku ingin. Tapi........
"Apa bisa?" Tanyaku putus asa.
"Why not? Sudah kau harus mandi sekarang"
Aku berjalan pelan menuju kamar mandi. Hah sepertinya aku melupakan sesuatu? Ohya, aku harus mengsmskan nomorku pada Niall. 

To : Niall
Hey Niall. This's my number -Kate-

BipBip.....

From : Niall
Okay! Hey, what are u doin' now? Are u busy tomorrow?

Apakah dia memang menunggu smsku hingga ia membalasku secepat ini? Atau...... Ah sudahlah Kate kau terlalu pede dia menunggumu....

To : Niall
Going to bathroom. Tomorrow? No. Ada apa?

From : Niall
Bisakah kau bertemu denganku besok? Di taman tadi pukul 3? I wait youu babe xx

To : Niall
Tentu! See ya! xx


Niall Pov

Hari ini aku berjanji bertemu dengan Kate lagi ditaman. Aku masih penasaran dengannya. Apakah ia benar sahabat kecilku? Atau bukan? Ya aku hanya ingin tahu saja.
"Hey Niall!" Seseorang datang sembari menepuk punggungku. Aku menoleh. Kate..........
"Eh hey Kate. You late!" Aku berkacak pinggang menatapnya menutupi kegrogianku bertemu dengannya.
"Sorry!" Katanya mencicit. Persis kebiasannya dahulu saat aku memarahinya.
Kami berbicara banyak sore itu. Aku sedikit merasa aneh dengannya. Ia sama sekali tak ingat masa kecilnya! Pasti ada sesuatu yang terjadi saat aku meninggalkannya dulu.
"Kate, I think I shoud take you home now. I can't leave you walking home alone" Kataku mengakhiri pembicaran panjang sore ini. 
Ya langit sudah mulai menjadi gelap dan sekarang sudah pukul 7 malam. Aku tak bisa membiarkannya pulang sendiri.
"No. Thanks. Aku tak bisa pulang dengan orang yang baru kukenal" 
"Baru kau kenal? Aku sahabat kecilmu, Kate. Ayo! Aku bahkan kenal dengan orangtuamu. Aku juga rindu melihat Mikayla"
Aku bisa melihat ekspresi terkejut diwajahnya saat aku menyebut nama Mikayla, adik Kate tapi ekspresi itu segara berubah menjadi ekspresi yang tak dapat digambarkan.
"Yasudah"


**************


"Kau harus bertanggung jawab! Kau harus menemui orangtuaku, karena kau telah membuatku melewatkan jam malamku dan.......... Karena aku diantar olah orang yang tak kukenal" Ucapnya panjang lebar sembari menatap mataku dengan mata abu-abunya yang indah itu. Ah.
"Tentu! Aku sangat senang bertemu orangtuamu! Hey, kau punya jam malam? Sampai jam berapa jam malammu?" 
"Pukul 8! Dan sekarang...... Ah sudah pukul 8"
"Ah ini rumahmu bukan? Aku selalu rindu untuk pergi kesini!" Ia segera menoleh dan menatapku aneh.
"Kan sudah ku bilang kalau......."
"Okeoke aku tahu" Ujarnya memotong ucapanku. Dia tak berubah. Aku tahu itu.
Tiba-tiba seorang wanita membuka pintu rumah ini, membuatku sedikit terkejut. Tapi aku segera menyadari siapa wanita ini. Ini Tante Marie, ibu Kate. 
"Where have you been? And....... Niall?" 
"Woo. Kau tahu Niall, mom?" Tanya Kate tak percaya. 
"Tentu. Diakan sahabatmu. Dan Niall kapan kamu tiba di London lagi? Long time no see" Kate hanya terdiam melihat momnya memelukku. Tentu, ia tak ingat siapa aku.
"Seminggu yang lalu, tante"
"Okay, tante tinggal ya. Silahkan kalian mengobrol"
"Benar katamu. Kau sahabatku" Kata Kate pelan saat tante Marie sudah tak terlihat lagi.
"Kate......... Jadi bisakah kita besok bertemu lagi?"
"I don't know. Aku besok ada kuliah" katanya menggeleng lemah. Yah aku tahu ia masih bingung.
"Boleh kuantarkan?" Tanyaku ragu-ragu aku takut ia menolaknya.
"Boleh. Karena kau telah mengenal orangtuaku" 


Kate Pov


Malam ini aku tak bisa tidur. Setiap aku memejamkan mata, hanya bayangan Niall yang selalu melintas di otakku. Tapi ini berbeda, aku melihat Niall saat masih kecil bersama seorang anak perempuan bermain dipantai. Apakah itu aku? Lalu tak lama berubah menjadi Niall yang sudah remaja dan seorang gadis sedang bercanda dibawah pohon lalu berubah lagi dan lagi. Tapi anehnya disana Niall selalu bersama gadis yang sama. Apakah iya itu aku? 
Aku harus tidur. Tapi setiap aku memejamkan mata, bayang itu terus muncul membuat kepalaku semakin lama semakin sakit. Tiba-tiba semua menjadi gelap dan aku tak tahu. 


**************


"Kau tak apa?" Samar-samar aku mendengar suara yang tak asing. Sepertinya itu Mikayla.
"Kau tak apa, Kate?" Ulang suara tersebut saat melihat kesadaranku sudah mulai penuh.
"I'm fine" Kataku akhirnya.
Mikayla hanya mengangkat bahu dan berjalan keluar. Hah. Aku lega ia tak melihat ada yang aneh denganku. Ada yang aneh denganku? Ya! Kini aku ingat semuanya. Semua kenangan kecilku bersama Niall dan yang lainnya! Ingatanku kembali! Bahkan akupun ingat mengapa aku bisa kehilangan seluruh ingatan kecilku! Itu karena..... Sebuah kecelakaan saat aku akan menemui Niall dibandara untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi.......


Niall Pov


"Sudah siap?" Tanyaku saat melihat Kate berjalan kearahku.
"Yes. Bye mom, dad and kay!"
Hey, aku merasa Kate lebih ceria pagi ini dan ia tak takut lagi denganku? Ah sudahlah.
"Aku merasa kau hari ini berbeda" kataku akhirnya saat kami sudah didalam mobilku.
"Seriously? Yeah"
"Tell me!"
"Oh okay, Niall. Ehm do u know? I can remember all the memories of our childhood!"
Aku terkesiap dan reflek menginjak pedal rem saat mendengar itu. Kate sudah ingat aku? Sudah ingat semua? Tak ada hal yang lebih membahagiakan dari ini! Sungguh.
"Wow calm down Niall. Niall!! Niall!! Lihat itu!!" Ucapannya perlahan menjadi sebuah teriakan.
Aku mengalihkan pandangan ke arah tangan Kate dan...................

"Kate!! Wake up please! Kate! Do you hear me?" Kataku panik sembari terus menepuk-nepuk pipi Kate.
"U.. Umm.. Niall?"
"Jangan banyak bergerak. Kau makin terjepit nanti"
Ya, tadi mobil kami mengalami kecelakaan. Dan sayangnya bagian yang sangat parah adalah bagian Kate karena mobil yang menabrak kami menabrak bagian itu. Dan aku tak apa, hanya tergores sedikit. 
"A... Aku hanya ingin bilang..... I love you..... Dan aku ingat janji kita 4 tahun lalu di taman itu ditanggal 27 April pukul 5 sore. Janji yang kita buat saat kau akan pergi ke America. Apakah kau ingat aku yang pertama mengusulkan janji itu? Kau tahu kenapa? Karena aku pikir 4 tahun berpisah denganmu akan membantu menata hatiku bahwa aku memang menyukaimu Niall. Menyukaimu lebih dari sahabat" 
"Ka...te... Mengapa harus menunggu selama 4 tahun? Apakah tak bisa kau menyatakannya saat itu? Dan kau tahu? Aku juga mencintaimu Katherinna Elizabeth!!!" Kataku frustasi. Aku kesal. Kesal padanya namun kesal juga padaku. Kenapa tak dari dulu kita saling jujur seperti ini? Apa karena kita sama-sama takut menghadapi kenyataan terburuk?
"Aku takut kau membenciku dan aku takut kau takkan pernah mau menemuiku lagi........ Tapi sekarang aku tahu kau memiliki perasaan yang sama denganku. Aku sudah tenang. Terimakasih Niall atas segalanya.. Lov..e..e..y..ou..u" Katanya nyaris tak terdengar.
"Wake up Kate!!! Wake up!!!"Teriakku histeris melihatnya perlahan menutup matanya lagi. Tuhan selamatkan dia, aku tak mau kehilangannya lagi.....
"Kate..... Do you hear me? Do you love me? Please wake up" Kataku melemah saat melihat tubuhnya ditarik keluar dari mobil ini oleh beberapa petugas medis.


**************


"Ummm..... I've somethin' for ya" Ujar Mikayla menyerahkan sebuah amplop untukku.
"Apa ini?" Tanyaku tak mengerti.
"Ini surat dari Kate. Dulu. Sebelum kau pergi dan ia mengalami kecelakan yang membuatnya mengalami amnesia" 
Aku terdiam. Jadi Kate selama ini mengalami Amnesia? Ah ternyata benar dugaanku. Ada sesuatu yang aneh dalam diri Kate. Ternyata ini....
"Oh thanks, Kay!" Kataku menepuk pundaknya dan membiarkan berlalu meninggalkanku sendiri disini, dikamar Kate. 

Dear Niall.
Aku tahu saat kau membaca ini kau pasti sudah berada didalam pesawat. Dan saat kau selesai membacanya, aku harap kau berjanji satu hal padaku. Kau akan kembali ke London dan menepati janjimu! Kau tahu hal apa yang ingin aku ungkapkan sebenarnya? Aku cinta kamu.
Sederhana bukan? Tapi menakutkan saat aku harus berkata langsung. Aku lebih baik menulisnya disini dan membiarkanmu membacanya langsung. Hehehe.... 
Jadi kau telah membacanya, I hope you keep your promise Niall James Horan! Don't leave me! 

Much Love
-Kate xoxo-

Aku terdiam. Andaikan surat sampai tepat waktu. Aku yakin kau masih disini denganku kan Kate? Kau bilang aku tak boleh meninggalkanmu? Tapi kau dengan mudahnya meninggalkanku? Seharusnya kita sudah menjadi couple bukan saat ini? Bukan lagi sekedar sahabat? Yah tapi aku tahu ini semua takdir Tuhan, aku tahu kau orang yang baik Kate dan semua orang selalu berkata "Orang yang meninggalkan kita lebih dahulu dialah orang yang dicintai Tuhan karena kebaikannya" Aku tahu itu dan ini bukan waktunya bersedih. Aku hanya bangga dapat mengenalmu cukup lama Kate. Love you!!!