Kamis, 28 April 2011

Secret of Cinta 5

"Jadi sebenarnya.. Pada hari itu,Dimas mau ngasi kejutan ke loe. Dia konsultasi ke gue, dan rencana dia mau ngajak loe kesuatu tempat dikota tua. Tp, ternyata Tuhan jg punya kejutan bwt kita semua. Dia kecelakan saat menyiapkan itu semua" Jelas kak Fare sambil menunduk.
Sedih. Hanya itu perasaanku mendengar cerita kak Fare tadi. Jadi semua ini karenaku ? Karena Dimas ingin memberiku sebuah kejutan ?
"Tuh kan, loe jadi tambah sedih" Sesal kak Fare.
Aku menggeleng,
"Enggak kok kak" Kataku berusaha tersenyum.
****************
1 tahun setelah kejadian itu, dan kini aku pun memutuskan pindah dari kota Jakarta ini yg penuh kenangan akan Dimas.
"Dek ayok berangkat" Panggil kak Fare dari dalam mobil.
"Bentar kak" Kataku sambil tetap memandangi rumah Dimas.
Aku menghela nafas. Ya, selamat tinggal Dimas. I will love you always and never forget you !
Sepanjang perjalanan, aku hanya bisa terdiam. Kenangan akan Dimas terus saja membayangiku, membuatku tidak bisa berhenti menangis sampai akhirnya aku tertidur..
"Dek, ayo bangun. Udh sampai" Ujar kak Fare sambil menggoyangkan tubuhku.
"Apaan ?" Kataku sambil mencari posisi yg pas untuk kembali tidur.
"Udh sampai Bandung" Katanya lagi tanpa ekspresi.
Aku terbangun. Ya, Bandung adalah kota yg kupilih untuk mencari ketenangan.
******************
Hari ini adalah hari ketiga aku tinggal diBandung. Dan hari ini pula hari pertamaku mulai bersekolah disini, SMA Budi Utama.
"Tokk tokk tokk"
"Ya, silahkan" Ujar guru itu mempersilahkanku masuk. Hah, rasanya seperti kejadian itu terulang.
"Halo.. Nama saya Cintya Aurella Salsabila. Panggil Cinta aja, saya pindahan dari Jakarta.. Salam kenal semua" Kataku memperkenalkan diri seperti dulu.
"Ada yg bertanya ?" Tanya guru itu.
"Cinta, kok pindah sih dari Jakarta ke Bandung ?" Tanya salah seorang siswi dikelas ini.
Nah pertanyaan ini sangat aku benci ! Kenapa sih pertanyaannya gak mau yg masuk akal dikit ? Hadeh..
"Cari suasana baru aja" Jawabku asal sambil berusaha tersenyum.
"Cinta, silahkan cari tempat duduk" Ujar guru itu mempersilahkanku.
Aku mengangguk dan mulai mencari tempat duduk.
"Ini kosongkan ?" Tanyaku berdebar debar. Ya, ini seperti kejadian itu terulang ! Saat pertama kali aku bertemu Dimas !
"Ya, duduk aja" Katanya tanpa mengalihkan pandangannya dari papan.
Aku tersenyum dgn terpaksa lalu berkata..,
"Makasih"
"Teeettt teeetttt tetttt" Suara bel berdentang 3x setelah 30 menit aku mengikuti pelajaran disekolah baruku ini.
"Haii Cinta kan ? Kenalin nama gue Fina dan ini Rizka" Kata seseorang memperkenalkan dirinya dan temannya.
"Hai salam kenal juga" Kataku berusaha tersenyum kembali. Ya, aku msh merasa seperti hari ini adalah hari itu, hari pertama kumengenal Dimas.
"Kekantin yok, ta" Ajak Rizka sambil menarik tanganku.
Aku mengangguk dan mulai berjalan menuju kantin...
*****************
Jam telah menunjukkan pukul 2 siang. Yang berarti, waktunya untuk pulang ! Asiikk pulangg !
"Cinta" Panggil seseorang sambil memegang tanganku.
Aku menoleh.
"Ya" Jawabku singkat.
"Td kita kan blm kenalan yak ?"
"Iya, tp loe udh tau tuh nama gue" Kataku berusaha bercanda walau terpaksa !
"hehehe,, nama gue Tryan" Ujarnya salah tingkah.
"Ya, salam kenal"
"Loe tau jalan pulang kan ?" Tanyanya padaku. Sosok Tryan sangat berbeda dengan.. Ah sudahlah.
Aku menggeleng.
"Yaudah gue anterin sampai depan yak" Serunya sambil menarik tanganku meninggalkan kelas.
Sepanjang perjalanan, kami terus saja berbincang bincang. Ternyata Tryan asik juga yak ! Tp tiba² saja....
"Suka musik ?" Tanya Tryan tiba² saja.
"Hmm, lumayan.. Knp ?" Balasku padanya.
"Gak apa kok. Loe bisa main alat musik ?" Tanyanya lagi membuatku menjadi was².
"Enggak"
"Oh. Gue kira bisa.. Hehe" Ujarnya lagi. Aduh lama kelamaan sikapnya jd kayak kak Fare deh ! Aneh !
"Loe sendiri ?" Tanyaku semakin was².
"Bisa sih. Tp cuma drum aja" Jawabnya tanpa memandangku.
APA !??? Drum ??!! Oh tidakkk !! Sepertinya, antara aku dan drum hanya akan menjadi rahasiaku tanpa perlu Tryan ketahui itu......

Secret of Cinta 4

"Thata, gue mau bicara sesuatu sama loe" Kata Amec secara tiba² saat ia tengah mengajariku bermain drum. Oh ya, Thata itu adalah panggilan kesayangan dari Amec untukku.
"Apa ?" Tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari drum.
"Hmm.. Gue sayang loe, ta" Ujar Amec membuatku terkejut.
"Gue pengen loe jd pacar gue" Ujarnya lagi.
"Gue juga mau kok, Mec" Kataku tanpa ragu. Ya, inilah yg aku harapkan dari dulu !
******************
Aku masih saja menangis mengingat kejadian itu. Tangisku terhenti melihat seseorang mengetuk ngetuk jendela kamarku.
"Dimas ?" Kataku lalu membukakan jendela itu.
"Yap" Ujarnya sambil melompat masuk kedalam kamarku.
"Kenapa harus masuk dr jendela ?" Tanyaku penasaran dengan tingkah Dimas tadi.
"Ya, iseng aja.. Hehe" Jawabnya sambil tertawa. Dimas kalau tertawa ganteng juga !
"Hmm, tau rumah gue darimana ?"
"Rumah gue, itu yg didepan loe" Jawab Dimas sambil menunjuk rumahnya.
"Kenapa gak pernah bilang sih ?" Ujarku dengan kesal. Tentunya hanya pura² !
"Hehhee.."
Kami terus saja berbincang² dan tentunya sambil bercanda-canda juga. Sampai tiba² perasaan itu muncul kembali..
Aku menatapnya,
"Makasih ya telah menjadi bagian baru dalam hidup gue. Gue akan mulai belajar hidup tanpa bayangan Amec" Kataku sambil tersenyum menatap Dimas
*******************
"Tha, maafin gue ya.. Maafin gue karena gak bisa jagain loe lagi"
"Ameeccc" Teriakku.
Aku terbangun. Kenapa mimpi itu muncul lagi ? Kenapa ? Kenapa ? Ada apa ini ? Kenapa perasaanku mendadak tidak enak ? Ada apa dgn Dimas ? Ya, Amec dan Dimas bagiku adalah satu.. Tidak mungkin akan terjadi sesuatu dgn Amec, toh dia sudah tak ada !
"Dek ada telpon tuh" Teriak kak Fare dari bawah, membuat lamunanku buyar.
Aku berlari kebawah..
"Halo" Kataku sedikit gugup.
"Halo Cinta ?" Tanya seseorang dari seberang sana.
"Ya" Jawabku lagi.
"Loe ke RS Permata hati sekarang" Ujarnya lagi tanpa menyebutkan identitasnya.
"Kenapa ?" Tanyaku semakin panik. Aku takut akan terjadi sesuatu pada Dimas !
"Tuuuttt" Suara telpon terputus..
Ada apa ini ? Kenapa suara td rasanya sangat kukenal ? Tp siapa ?
****************
Aku tiba diRS tak lama kemudian. Tp kok aku jadi bingung yak ? Mau tanya resepsionis, siapa yg aku cari diRS ini ? Jelas² yg nelpon tadi gak nyebutin identitas ? Iseng liat UGD sajalah..
"Dek, loe nyari siapa sih disini ?" Tanya kak Fare bingung. Ya, aku mengajaknya td. Kalo gak ngajak dia, siapa lagi donk yg nganterin aku kesini..
"Gak tau deh gue, yg tadi nelpon itu nyuruh gue kesini.. Ya gue kesini aja" Kataku tanpa memperhatikannya.
Aku terus saja celingukan mencari cari orang yg kukenal. Karena, yg nelpon aku td pasti kenal denganku atau kak Fare tentunya.
"Dek, yg orang yg itu kok mirip pacar loe sih ?" Ujar kak Fare secara tiba² sambil menunjuk salah satu ruangan
"Mana ?"
"Yang itu, samperin yok" Katanya sambil menarik tanganku menuju ruangan itu.
"Aww, pelan bisa kan ?" Rintihku padanya. Yaiyalah, dia narik aku udh kayak narik kebo aja. Gak bisa pelan !
"Hehe, sory sory" Ujarnya sambil cengengesan. Huh dasar !
Kami tiba didepan ruangan itu, ada seorang laki-laki disana yg wajahnya tertutupi oleh darah yg sedang dibersihkan oleh suster. Aku menunggu suster itu selesai membersihkan darah dari wajah laki-laki tersebut. Namun, justru aku yg tersentak saat suster selesai membersihkan darah itu. Ya, laki-laki itu adalah Dimas ! Ternyata benar apa kata kak Fare tadi.
Aku berlari masuk kedalam ruangan itu. Aku tidak percaya apa yg kulihat sekarang. Apakah ini Dimas ? Dimas yg merubah kehidupanku sejak ditinggal Amec ? Dimas yg slalu mengisi hari²ku selama 6 bulan ini ?
"Mbak, maaf bisa tunggu diluar ? Pasien dlm kondisi gawat. Km harus segera menolongnya. Mohon mbak tunggu diluar" Ujar salah seorang suster.
Aku berjalan gontai keluar dari ruangan tersebut. Ada apa dengan Dimas sebenarnya ? Kenapa ia menjadi seperti ini ?
Tak lama kemudian dokterpun keluar, dan berkata...,
"Maafkan saya, tp saya telah berusaha semaksimal mungkin"
Tidaakk ! Kata² itu sungguh tak ingin aku dengar ! Kata² yg sama dgn saat itu. Saat Dokter mengatakan bahwa Amec telah meninggalkanku untuk selamanya.
"Dek" Kata kak Fare sambil menepuk pundakku.
Membuatku tersentak, dan segera berlari memasuki ruangan td. Aku menarik kain yg sudah menutupi wajah Dimas.
"Loe kenapa sih ? Loe mau ikutan Amec ninggalin gue ? Kenapa ? Udh gak sayang gue ?" Ujarku sambil terus menggoyang tubuh tak bernyawa itu.
"Kalopun loe udh gak sayang gue, jangan gini donk caranya ! Apasih salah gue sama loe !" Teriakku semakin keras.
"Gue tanya ! Jawab !" Kataku mulai melembut
"Dek, jangan gini ah ! Dimas udh gak ada ! Loe gak ada salah apa² ! Ini takdir !" Bentak kak Fare padaku.
"Kalau gue gak punya salah ? Kenapa ! Kenapa Dimas sama Amec ninggalin gue ? Jawab kak !" Balasku padanya.
Ia menarikku keluar dari ruangan tanpa menjawab semua pertanyaanku tadi.
"Kenapa gak dijawab ? Jawab donkk !" Yeah, dlm kondisi seperti ini aku berani membentak kakakku sendiri !
Tp bentakanku tak ada artinya. Buktinya Dimas gak mungkin kembali lagi ! Kak Farepun sama rupanya. Ia pun tidak menjawab sama sekali pertanyaanku td..
******************
Seminggu sudah Dimas meninggalkanku. Dan sampai sekarang pun aku tidak tahu apa penyebab Dimas pergi secepat ini.
"Dek, gue tau kalo loe sedih. Tp jangan berlarut larut gini donk. Dimas pasti juga gak suka kalo liat loe kyk gini" Ujar kak Fare yg tiba² saja sudah berada disampingku.
Aku menatapnya, dan berkata..,
"Kalau gue tau knp Dimas bisa jadi gini, mungkin gue akan lbh ikhlas"
"Dek, maafin gue yak" Aku menoleh mendengar ucapan kak Fare td.
"Kenapa ?"
"Jadi sebenarnya..."
"Apa kak ? Jangan bikin gue penasaran donk !" Rungutku padanya. Nyebelin banget deh ini orang..

Secret of Cinta 3

"Cin, gue mohon sama loe.. Loe kenapa sih ? Apa gue punya salah ? Jawab Cin !" Mohon Dimas untuk kesekian kalinya.
"Gue blm siap unt jujur" Jawabku singkat.
"Lalu kapan loe siap, Cin ? Gue sayang loe, Cin" Kata Dimas tetap dgn tampang memelas.
"Sore nanti, ditaman" Kataku sambil berjalan kembali keKelas.
Dimas menatap kepergian dgn senyum lalu berkata..,
"Aku tunggu selalu, Cinta !"
Waktu terus bergulir, tak terasa jam telah menunjukkan pukul 17.00. Aku bergegas menuju taman. Ya, sekarang aku siap mengutarakan yg sebenarnya pada Dimas !
"Dimas" Panggilku saat melihat Dimas duduk disebuah kursi taman.
"Cinta ?" Serunya sambil menatapku.
"Loe udh berani natap gue sekarang ?" Seru Dimas lagi dengan nada riang.
Aku mengangguk..
"Sekarang gue boleh tau kenapa loe gak mau natap gue selama ini ?" Tanya Dimas saat aku sudah duduk disampingnya.
Aku menghela nafas dan mulai bercerita..,
"Gue takut jatuh cinta sama loe. Gue takut kejadian itu terulang"
"Kejadian ?" Ulang Dimas.
"Kejadian waktu gue masih di Surabaya. Kejadian yang mungkin harus gue lupakan dan memulai kisah yg baru" Ceritaku dengan rasa sedih yg amat luar biasa.
"Semua ini berawal dari kesalahan gue. Gue terlalu memikirkan diri gue sendiri tanpa mau memikirkan perasaan Amec. Saking egoisnya gue, gue sampai gak tau kalo dia menderita penyakit kanker darah.." Lanjutku sambil berurai air mata.
Dimas memelukku ! Namun, kembali aku berusaha melepaskan pelukan itu..
"Gue ke Jakarta, untuk belajar melupakan Amec dan memulai kehidupan baru.. Tp ada hal yg membuat gue kembali ke masa saat bersama Amec.. Yaitu, kesamaan sikap dan hobby antara Amec dan loe, Mas" Ceritaku lagi masih dipelukan Dimas !
"Cin, kenapa loe harus lupain Amec ? Yg harus loe lakuin hanya, hidup tanpa bayangan Amec ! Bukan melupakannya" Nasihat Dimas setelah aku selesai bercerita.
Aku menatapnya, rasanya sungguh baru kali ini aku rasakan pelukan, nasihat dan tatapan itu lagi setelah kepergian Amec 1tahun yg lalu melalui Dimas tadi..
"Cinta, jujur sebenarnya ada sesuatu yg ingin gue sampaikan" Ujar Dimas sedikit gugup.
"Apaan ?"
"Mungkin gue ngomongnya gak sesuai dgn situasi.. Tp inilah yg gue rasain selama ini" Ungkap Dimas dgn menatap mataku membuatku salah tingkah.
"Gue suka sama loe.. Loe yg ngerubah hidup gue. Dulu orang yg gue buat penasaran sama tingkah gue, sekarang kebalikannya ! Loe yg ngebuat gue berubah, Cinta !" Lanjut Dimas lagi.
"Gue gak bisa jawab sekarang. Maaf.." Kataku sambil berlari pulang.
Aku sampai dirumah dan langsung berlari kekamar..
"Woyy dek, kenapa tiap pulang selalu nangis sih ?" Teriak kak Fare sambil menggedor pintu kamarku.
"Dek kalo loe mau curhat sama gue, gue mau kok" Teriaknya lagi.
Aku membukakannya pintu dan sesi curhatpun dimulai. Ia memang kakak yg, hmm lumayan baik ! Dia mendengarkan curhatanku dan memberikanku beberapa nasihat, membuat perasaanku lebih tenang untuk saat ini. Aku juga telah mengetahui apa yg akan aku jawab pada Dimas esok..
***************
"Gimana ?" Bisik Dimas saat pelajaran Matematika tengah berlangsung.
"Apanya ?" Balasku pura² tidak tahu. Ya, aku tahu maksud dari pertanyaannya td !
"Itu pertanyaan gue yg kemarin ditaman" Ujarnya tanpa ekspresi.
"Oh.. Nanti pas istirahat gue jawab" Kataku tanpa ekspresi juga. Sungguh perasaanku saat ini sungguh tidak karuan.
Bell berdentang tak lama setelah percakapanku dengan Dimas td. Aku dan Dimas tidak beranjak dari posisi kami semula. Didlm kelas hanya tinggal kami berdua, dan inilah waktunya !
"Cin, gue terima apapun keputusan loe" Ujar Dimas membuka pembicaraan kami.
Aku menghela nafas..
"Gu.. Gue.. Gue terima loe" Jawabku akhirnya.
"Beneran, Cin !?" Ujar Dimas memastikan.
Aku mengangguk dan tersenyum. Semoga semua ini berjalan dgn Indah..
*****************
Sepulang sekolah, aku hanya mempunyai satu tujuan. Yaitu kamar ! Ya tempatku menumpahkan segalanya !
"Gue udh punya pengganti loe, mec sekarang" Kataku terisak.
Aku menerawang kejadian 2 tahun silam, kejadian dimana aku dan dia resmi menjadi sepasang kekasih...

Sabtu, 02 April 2011

Secret of Cinta 2

"Dimas ?" Seruku tercengang.
"Loe ngapain disini ?" Tanya Dimas bingung.
"Hmm, gue denger suara gitar loe.. Keren bgt, pengen deh bisa main gitar" Jawabku sambil mengelilingi ruangan ini.
"Kalo loe mau ntar gue ajarin. Btw, loe bisa main alat musik ?" Ujar Dimas mulai sedikit ramah.
"Enggak, tp gue suka banget musik.. Apalagi gitar sama bass"
"Nanti gue ajarin gitar, tp gue gak bisa main bass" Janjinya sambil memandangku. Diliat liat, Dimas lumayan deh.
"Beneran ? Wah Thanks bgt ! Oya, loe selain bisa main gitar bisa main apalagi ?" Seruku riang.
"Cuma bisa gitar dan drum aja" Jawabnya membuatku tercengang.
"Drum ?" Ulangku dengan nada panik. Ya, kata² yang sangat tidak asing bagiku. Bahkan kata² itu rasanya ingin kukubur dalam bersama sebuah kenangan menyakitkan.
"Cinta, loe kenapa ?" Tanya Dimas mendekat melihat wajahku yg begitu pucat.
"Enggak, enggak apa" Ujarku berusaha tersenyum.
"Beneran ?" Tanya Dimas memastikan.
"Ya, eh gue cabut duluan yak.." Ujarku beranjak pergi.
"Tunggu ! Loe salah jalan tuh"
Aku berhenti dan berbalik menatap Dimas..
"Jalannya kekiri, bukan kekanan" Serunya seakan mengerti maksudku menatapnya seperti itu.
"Thanks" Jawabku tanpa mau menatap matanya. Aku takut jatuh cinta padanya !
"Loe kenapa ? Apa ada yg salah dengan ucapan gue td ?" Tanya Dimas sambil mendongakkan kepalaku agar menatapnya.
"Enggak" Jawabku tetap dengan memberontak. Namun, tiba² saja Dimas malah memelukku !
"Maaf" Kata Dimas setelah melepaskan pelukannya.
Aku hanya mengangguk dan langsung pergi dari tempat itu.
***************
"Cintaaa Cintaa" Teriak Fare, kakakku terus memanggilku.
"Apaan sih ?" Jawabku sewot sambil menuruni tangga menuju kakakku yg satu itu.
"Nih, ada surat dari penggemar rahasianya" Ujarnya balas menyewotiku.
Aku merebut surat yg ada ditangannya lalu mulai membacanya...
"Bertemu ditaman ?" Tanyaku pada diri sendiri.
"Ciyeee,, temuin tuh dek" Ujar kak Fare terus saja menggodaku.
"Apaan sih loe kak, mau gue timpuk ?" Kataku sambil melemparinya bantal hingga ia lari menuju kamarnya.
"Harus ditemuin pokoknya ini orang !" Kataku sambil berlari mengambil Jacket.
Aku berjalan perlahan menuju taman. Hanya ada anak² kecil yg sedang bermain disana. Hmm, kira² siapa ya orang yg mengirimiku surat tadi ? Aku menunggunya disebuah ayunan yg menatap langsung kearah jalan dan langsung membuatku teringat akan suatu kejadian yg memang seharusnya aku lupakan.
"Cin," Terdengar suara seseorang memanggilku.
Aku menoleh, dan ternyata orang itu adalah...
"Dimas ?" Kataku tetap tanpa menatap matanya.
"Cin, loe kenapa sih sejak td gak mau natap gue ? Apa salah gue ?" Tanya Dimas dengan sedikit memelas.
"Loe gak ada salah apa, cuma gue hanya takut" Kataku lagi.
"Takut ?" Ulang Dimas memastikan kata²ku tadi.
Aku mengangguk.
"Takut apa ?" Tanyanya lagi dengan nada penasaran.
"Loe enggak perlu tau ! Ini masalah gue !" Teriakku sambil berlari entah kemana.
Aku terus berlari tidak memperdulikan arah. Sampai akhirnya aku tiba ditaman itu lagi dengan kondisi langit yg telah menghitam. Aku masih saja menangis ditaman itu sampai akhirnya memutuskan untuk pulang.
"Darimana aja loe dek" Kata Kak Fare saat melihatku pulang.
"Bukan urusan loe deh" Jawabku sambil menutup pintu kamar.
Hari ini sungguh adalah hari yg melelahkan untukku, karena harus kembali mengingat kejadian itu.
***************
Hari hari terus berlalu, sampai tidak terasa aku telah 1 Bulan bersekolah disana. Bagaimana dengan Dimas ? Ya, dia tidak pernah berhenti meminta penjelasanku atas perubahan sikapku itu. Tp, dia juga telah merubah sikapnya secara tidak langsung padaku. Dari yg tadinya dia selalu bersikap dingin padaku, sekarang berubah menjadi ramah. Tp ingat ! Dia ramah hanya padaku !
"Cinta" Panggil Dimas padaku saat aku tengah asik memperhatikan anak basket yg tengah berlatih.
"Apa ?" Tanyaku masih tanpa memandangnya.