Seminggu ini emang bener² penuh cobaan deh !! Semua gara² gue kesepian !! oke gue perjelas KESEPIAN !! Temen² gue sendiri aja gak ada yang peduli sama gue =( bener² ngenes banget deh !! Sebenernya gue gak pernah deh masalahin soal rautan itu sama Ida !! Gue cuma kesel sama dia gara² dia ngerebut sahabat² gue !! Oke gue takut kehilangan mereka ='( Secara emang dasarnya gue gak suka sama dia ! Dia itu lebay banget deh, benci gue sama dia ! Gara² dia dan sahabat terbaik gue, Feby gak sekolah jadilah saya kesepian. Kemana mana sendirian, jalan² sendirian, makan² sendirian. Enak gak enak sih sebenernya, disaat sendirian kayak gitu gue jadi lebih bisa mengerti diri gue sendiri, jadi bisa merenung dan lebih Happy sih jadinya setelah itu hehee. tapi gak enaknya itu, cape aja gitu gak ada teman ngobrol dll. Sedih banget rasanya !! Serasa gapunya temen =( Oke temen gue banyak, tapi sahabat gue ya cuma mereka !! Cuma mereka yang gue bisa mengerti tapi mereka gak pernah bisa ngertiin gue. Gue ulang MEREKA GAK PERNAH BISA MENGERTI GUE !!! Yaps, Curhatan mereke harus selalu gue denger. Taoi curhatan gue ? Boro² didenger, ditanggepin aja kagak -_- kadang gue mikir sih, mereka sahabat macam apa itu? Rasanya jadi kangen sahabat semasa SD gue ='( Tapi pas hari jum'at kemarin, waw asikk gue kembali punya sahabat !! Mereka mendadak musuhin Ida !! Tanpa ue perlu tahu masalahnya, gue udah seneng minta ampun deh. Gue kangen mereka !! Mereka yang dulu sewaktu kelas 8 bukan yang beberapa hari lalu gue rasain =) Gue berharap banget mereka bisa seperti dulu lagi, dan itu yang gue harapin banget sebelum masa² kelulusan nanti tiba =)
Minggu, 23 Oktober 2011
Kamis, 05 Mei 2011
Dan Lagi
"Tokk tokk" Terdengar suara pintu diketuk oleh seseorang.
Indra yg tengah asik membacapun merasa terusik.
"Siapa itu ?" Gumamnya dalam hati.
Ia berjalan mendekati pintu dan..,
"Maaf kami dari agen detektif. Apakah benar ini rumah saudara Indra ?" Ujar salah satu dari 2 anggota detektif itu sambil menunjukkan identitasnya.
"Ya, benar" Jawab Indra sedikit gugup.
"Bisa anda ikut dengan kami ?" Tanya detektif itu lagi.
"Tapi ada apa ini ?" Jawab Indra bingung. Ya, sesungguh ada apa ini ? Mengapa detektif² ini menghampirinya ? Apakah mereka tahu soal Nadine yg pecandu narkoba ?
"Ikut saja dengan kami" Ujar detektif itu lagi yg ternyata bernama Dennis.
"Tunggu sebentar" Kata Indra mengambil jacketnya.
Detektif² itu mengajak Indra kesebuah Danau yg sudah tak asing lagi baginya. Dan disana telah menunggu seorang dr anggota detektif itu dan seorang photografer yg tengah asik memotret Danau itu, membuat Indra semakin bingung. Ada Apa sebenarnya ?
"Benar anda saudara Indra ?" Tanya salah satu Detektif yg memang sudah berada disini daritadi memastikan.
"Ya. Ada apa ini ?"
"Apa anda mengenal saudari Nadine ?" Tanyanya lagi.
Indra mengangguk. Ada apa dengan Nadine ?
"Hmm, td kami menemukan jasadnya dalam Danau. Sepertinya ia bunuh diri, dan ini surat untuk anda" Lanjut detektif itu lagi.
"What ?" Tanya Indra tak percaya. Ia memandang satu persatu Detektif² itu. Tp apa reaksi mereka ? Meyakinkan.
"Gak mungkin" Kata Indra lagi. Sungguh ia tak percaya. Seorang Nadine melakukan hal bodoh itu.
Ia memandang jauh kearah Danau..,
"Arrrrgggghhhh" Teriaknya sambil memukul mukul lantai kayu ini.
Detektif² itupun hanya bisa diam dan menenangkan Indra.
*********************
Sorepun datang, Indra kembali menuju Danau itu. Entah kenapa, seperti ada yg menuntunnya untuk kembali kesana.
Ia terdiam. Mengenang segala tentangnya dan Nadine hingga kejadian itu datang.
Kemarin.
Kemarin adalah hari terakhirnya bertemu Nadine. Ya, kemarin Nadine sangat marah mengetahui Indra membuang obat²an miliknya.
Apa karena kejadian itu, ia nekat melakukan hal ini ? Atau ada sebab lain ? Tapi apa ?
"Ehmm,," Tersengar suara berdeham tepat dibelakang Indra. Membuat Indra menoleh.
"Maaf mengganggu. Ini ada sebuah surat yg ditinggalkan oleh Korban" Ujar Detektif yg bernama Dennis tersebut.
"Terimakasih" Ujar Indra sambil berlalu. Ia berjalan menuju tepi Danau itu lagi !
Ia membuka amplop itu saat tepat berada ditepi Danau. Dan isi surat itu adalah....
'Ndra, maafin aku ya.. Aku melakukan ini semua karena aku capek terus menerus merepotkanmu.. Aku juga capek tiap hari musti membohongimu.. Sekali lagi maaf..'
"Apaa ? Nadine melakukan ini karena tak kuat mebohongiku ?" Tanya Indra dalam hati sambil memandang air Danau itu lekat.
Tp, tiba saja sesuatu menarik perhatiannya. Nadine ! Ya ada Nadine td disana ! Didalam Danau itu !
"Aku harus menghampirinya" Kata Indra sambil merobek garis kuning tanda batas milik polisi.
"Byuuurrrr" Indra menceburkan dirinya kedalama Danau.
"Nadine" Pekiknya dalam hati melihat sesosok wanita dgn gaun putih nan indah seperti memanggilnya.
Indra mempercepat gerakannya menuju gadis yg sangat menyerupai Nadine itu. Ia trs saja berusaha menggapainya, dan... Happ ! Ia menggapai tubuh gadis itu.
Namun,,,,
Seperti ada tangan yg menarik tubuhnya agar ia melepaskan pelukannya terhadap Nadine. Tangan siapa ini ? Mengapa ia menarikku hingga kepermukaan Danau ? Apa maunya ?
Kami tiba dipermukaan Danau. Ternyata Dennis yg menarikku naik tadi. Tapi kenapa ?
"Mengapa anda td menerobos garis ini ? Berbahaya !" Katanya tak beberapa lama setelah km tiba dipermukaan.
"Anda tahu, anda bisa saja bernasib sama seperti pacar anda nanti. Ayo ikut saya," Tambahnya dgn nada kesal sambil menarik tubuh Indra yg sudah menggigil.
********************
"Ini diminum kopinya" Ujar Dennis sambil menyerahkan secangkir kopi yg masih mengeluarkan asap panas.
Indra mengambilnya tanpa berkata apapun. Ia masih shock atas semua kejadian hari ini. Dari kepergian Nadine secara mendadak hingga pertemuannya dengan seseorang yg sangat menyerupai Nadine didasar Danau.
Dennis menepuk pundak Indra, membuat seluruh lamunannya buyar. Ia menoleh dan melihat Dennis tersenyum kecil lalu meninggalkannya menuju seorang Detektif lainnya yg tengah menunggu diluar ruangan ini.
"Gimana ?" Tanya detektif itu pada Dennis.
"Sudah tenang dia" Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.
"Semoga dia bisa menerimanya ya" Ujar detektif itu lagi.
Indra yg mendengar percakapan itu, hanya bisa terdiam. Ya, mulai sekarang dia harus belajar untuk ikhlas melepaskan Nadine. Dunianya dan dunia Nadine kini telah berbeda. Namun, kenangan akan Nadine akan terus dihatinya....
Indra yg tengah asik membacapun merasa terusik.
"Siapa itu ?" Gumamnya dalam hati.
Ia berjalan mendekati pintu dan..,
"Maaf kami dari agen detektif. Apakah benar ini rumah saudara Indra ?" Ujar salah satu dari 2 anggota detektif itu sambil menunjukkan identitasnya.
"Ya, benar" Jawab Indra sedikit gugup.
"Bisa anda ikut dengan kami ?" Tanya detektif itu lagi.
"Tapi ada apa ini ?" Jawab Indra bingung. Ya, sesungguh ada apa ini ? Mengapa detektif² ini menghampirinya ? Apakah mereka tahu soal Nadine yg pecandu narkoba ?
"Ikut saja dengan kami" Ujar detektif itu lagi yg ternyata bernama Dennis.
"Tunggu sebentar" Kata Indra mengambil jacketnya.
Detektif² itu mengajak Indra kesebuah Danau yg sudah tak asing lagi baginya. Dan disana telah menunggu seorang dr anggota detektif itu dan seorang photografer yg tengah asik memotret Danau itu, membuat Indra semakin bingung. Ada Apa sebenarnya ?
"Benar anda saudara Indra ?" Tanya salah satu Detektif yg memang sudah berada disini daritadi memastikan.
"Ya. Ada apa ini ?"
"Apa anda mengenal saudari Nadine ?" Tanyanya lagi.
Indra mengangguk. Ada apa dengan Nadine ?
"Hmm, td kami menemukan jasadnya dalam Danau. Sepertinya ia bunuh diri, dan ini surat untuk anda" Lanjut detektif itu lagi.
"What ?" Tanya Indra tak percaya. Ia memandang satu persatu Detektif² itu. Tp apa reaksi mereka ? Meyakinkan.
"Gak mungkin" Kata Indra lagi. Sungguh ia tak percaya. Seorang Nadine melakukan hal bodoh itu.
Ia memandang jauh kearah Danau..,
"Arrrrgggghhhh" Teriaknya sambil memukul mukul lantai kayu ini.
Detektif² itupun hanya bisa diam dan menenangkan Indra.
*********************
Sorepun datang, Indra kembali menuju Danau itu. Entah kenapa, seperti ada yg menuntunnya untuk kembali kesana.
Ia terdiam. Mengenang segala tentangnya dan Nadine hingga kejadian itu datang.
Kemarin.
Kemarin adalah hari terakhirnya bertemu Nadine. Ya, kemarin Nadine sangat marah mengetahui Indra membuang obat²an miliknya.
Apa karena kejadian itu, ia nekat melakukan hal ini ? Atau ada sebab lain ? Tapi apa ?
"Ehmm,," Tersengar suara berdeham tepat dibelakang Indra. Membuat Indra menoleh.
"Maaf mengganggu. Ini ada sebuah surat yg ditinggalkan oleh Korban" Ujar Detektif yg bernama Dennis tersebut.
"Terimakasih" Ujar Indra sambil berlalu. Ia berjalan menuju tepi Danau itu lagi !
Ia membuka amplop itu saat tepat berada ditepi Danau. Dan isi surat itu adalah....
'Ndra, maafin aku ya.. Aku melakukan ini semua karena aku capek terus menerus merepotkanmu.. Aku juga capek tiap hari musti membohongimu.. Sekali lagi maaf..'
"Apaa ? Nadine melakukan ini karena tak kuat mebohongiku ?" Tanya Indra dalam hati sambil memandang air Danau itu lekat.
Tp, tiba saja sesuatu menarik perhatiannya. Nadine ! Ya ada Nadine td disana ! Didalam Danau itu !
"Aku harus menghampirinya" Kata Indra sambil merobek garis kuning tanda batas milik polisi.
"Byuuurrrr" Indra menceburkan dirinya kedalama Danau.
"Nadine" Pekiknya dalam hati melihat sesosok wanita dgn gaun putih nan indah seperti memanggilnya.
Indra mempercepat gerakannya menuju gadis yg sangat menyerupai Nadine itu. Ia trs saja berusaha menggapainya, dan... Happ ! Ia menggapai tubuh gadis itu.
Namun,,,,
Seperti ada tangan yg menarik tubuhnya agar ia melepaskan pelukannya terhadap Nadine. Tangan siapa ini ? Mengapa ia menarikku hingga kepermukaan Danau ? Apa maunya ?
Kami tiba dipermukaan Danau. Ternyata Dennis yg menarikku naik tadi. Tapi kenapa ?
"Mengapa anda td menerobos garis ini ? Berbahaya !" Katanya tak beberapa lama setelah km tiba dipermukaan.
"Anda tahu, anda bisa saja bernasib sama seperti pacar anda nanti. Ayo ikut saya," Tambahnya dgn nada kesal sambil menarik tubuh Indra yg sudah menggigil.
********************
"Ini diminum kopinya" Ujar Dennis sambil menyerahkan secangkir kopi yg masih mengeluarkan asap panas.
Indra mengambilnya tanpa berkata apapun. Ia masih shock atas semua kejadian hari ini. Dari kepergian Nadine secara mendadak hingga pertemuannya dengan seseorang yg sangat menyerupai Nadine didasar Danau.
Dennis menepuk pundak Indra, membuat seluruh lamunannya buyar. Ia menoleh dan melihat Dennis tersenyum kecil lalu meninggalkannya menuju seorang Detektif lainnya yg tengah menunggu diluar ruangan ini.
"Gimana ?" Tanya detektif itu pada Dennis.
"Sudah tenang dia" Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.
"Semoga dia bisa menerimanya ya" Ujar detektif itu lagi.
Indra yg mendengar percakapan itu, hanya bisa terdiam. Ya, mulai sekarang dia harus belajar untuk ikhlas melepaskan Nadine. Dunianya dan dunia Nadine kini telah berbeda. Namun, kenangan akan Nadine akan terus dihatinya....
Kamis, 28 April 2011
Secret of Cinta 5
"Jadi sebenarnya.. Pada hari itu,Dimas mau ngasi kejutan ke loe. Dia konsultasi ke gue, dan rencana dia mau ngajak loe kesuatu tempat dikota tua. Tp, ternyata Tuhan jg punya kejutan bwt kita semua. Dia kecelakan saat menyiapkan itu semua" Jelas kak Fare sambil menunduk.
Sedih. Hanya itu perasaanku mendengar cerita kak Fare tadi. Jadi semua ini karenaku ? Karena Dimas ingin memberiku sebuah kejutan ?
"Tuh kan, loe jadi tambah sedih" Sesal kak Fare.
Aku menggeleng,
"Enggak kok kak" Kataku berusaha tersenyum.
****************
1 tahun setelah kejadian itu, dan kini aku pun memutuskan pindah dari kota Jakarta ini yg penuh kenangan akan Dimas.
"Dek ayok berangkat" Panggil kak Fare dari dalam mobil.
"Bentar kak" Kataku sambil tetap memandangi rumah Dimas.
Aku menghela nafas. Ya, selamat tinggal Dimas. I will love you always and never forget you !
Sepanjang perjalanan, aku hanya bisa terdiam. Kenangan akan Dimas terus saja membayangiku, membuatku tidak bisa berhenti menangis sampai akhirnya aku tertidur..
"Dek, ayo bangun. Udh sampai" Ujar kak Fare sambil menggoyangkan tubuhku.
"Apaan ?" Kataku sambil mencari posisi yg pas untuk kembali tidur.
"Udh sampai Bandung" Katanya lagi tanpa ekspresi.
Aku terbangun. Ya, Bandung adalah kota yg kupilih untuk mencari ketenangan.
******************
Hari ini adalah hari ketiga aku tinggal diBandung. Dan hari ini pula hari pertamaku mulai bersekolah disini, SMA Budi Utama.
"Tokk tokk tokk"
"Ya, silahkan" Ujar guru itu mempersilahkanku masuk. Hah, rasanya seperti kejadian itu terulang.
"Halo.. Nama saya Cintya Aurella Salsabila. Panggil Cinta aja, saya pindahan dari Jakarta.. Salam kenal semua" Kataku memperkenalkan diri seperti dulu.
"Ada yg bertanya ?" Tanya guru itu.
"Cinta, kok pindah sih dari Jakarta ke Bandung ?" Tanya salah seorang siswi dikelas ini.
Nah pertanyaan ini sangat aku benci ! Kenapa sih pertanyaannya gak mau yg masuk akal dikit ? Hadeh..
"Cari suasana baru aja" Jawabku asal sambil berusaha tersenyum.
"Cinta, silahkan cari tempat duduk" Ujar guru itu mempersilahkanku.
Aku mengangguk dan mulai mencari tempat duduk.
"Ini kosongkan ?" Tanyaku berdebar debar. Ya, ini seperti kejadian itu terulang ! Saat pertama kali aku bertemu Dimas !
"Ya, duduk aja" Katanya tanpa mengalihkan pandangannya dari papan.
Aku tersenyum dgn terpaksa lalu berkata..,
"Makasih"
"Teeettt teeetttt tetttt" Suara bel berdentang 3x setelah 30 menit aku mengikuti pelajaran disekolah baruku ini.
"Haii Cinta kan ? Kenalin nama gue Fina dan ini Rizka" Kata seseorang memperkenalkan dirinya dan temannya.
"Hai salam kenal juga" Kataku berusaha tersenyum kembali. Ya, aku msh merasa seperti hari ini adalah hari itu, hari pertama kumengenal Dimas.
"Kekantin yok, ta" Ajak Rizka sambil menarik tanganku.
Aku mengangguk dan mulai berjalan menuju kantin...
*****************
Jam telah menunjukkan pukul 2 siang. Yang berarti, waktunya untuk pulang ! Asiikk pulangg !
"Cinta" Panggil seseorang sambil memegang tanganku.
Aku menoleh.
"Ya" Jawabku singkat.
"Td kita kan blm kenalan yak ?"
"Iya, tp loe udh tau tuh nama gue" Kataku berusaha bercanda walau terpaksa !
"hehehe,, nama gue Tryan" Ujarnya salah tingkah.
"Ya, salam kenal"
"Loe tau jalan pulang kan ?" Tanyanya padaku. Sosok Tryan sangat berbeda dengan.. Ah sudahlah.
Aku menggeleng.
"Yaudah gue anterin sampai depan yak" Serunya sambil menarik tanganku meninggalkan kelas.
Sepanjang perjalanan, kami terus saja berbincang bincang. Ternyata Tryan asik juga yak ! Tp tiba² saja....
"Suka musik ?" Tanya Tryan tiba² saja.
"Hmm, lumayan.. Knp ?" Balasku padanya.
"Gak apa kok. Loe bisa main alat musik ?" Tanyanya lagi membuatku menjadi was².
"Enggak"
"Oh. Gue kira bisa.. Hehe" Ujarnya lagi. Aduh lama kelamaan sikapnya jd kayak kak Fare deh ! Aneh !
"Loe sendiri ?" Tanyaku semakin was².
"Bisa sih. Tp cuma drum aja" Jawabnya tanpa memandangku.
APA !??? Drum ??!! Oh tidakkk !! Sepertinya, antara aku dan drum hanya akan menjadi rahasiaku tanpa perlu Tryan ketahui itu......
Sedih. Hanya itu perasaanku mendengar cerita kak Fare tadi. Jadi semua ini karenaku ? Karena Dimas ingin memberiku sebuah kejutan ?
"Tuh kan, loe jadi tambah sedih" Sesal kak Fare.
Aku menggeleng,
"Enggak kok kak" Kataku berusaha tersenyum.
****************
1 tahun setelah kejadian itu, dan kini aku pun memutuskan pindah dari kota Jakarta ini yg penuh kenangan akan Dimas.
"Dek ayok berangkat" Panggil kak Fare dari dalam mobil.
"Bentar kak" Kataku sambil tetap memandangi rumah Dimas.
Aku menghela nafas. Ya, selamat tinggal Dimas. I will love you always and never forget you !
Sepanjang perjalanan, aku hanya bisa terdiam. Kenangan akan Dimas terus saja membayangiku, membuatku tidak bisa berhenti menangis sampai akhirnya aku tertidur..
"Dek, ayo bangun. Udh sampai" Ujar kak Fare sambil menggoyangkan tubuhku.
"Apaan ?" Kataku sambil mencari posisi yg pas untuk kembali tidur.
"Udh sampai Bandung" Katanya lagi tanpa ekspresi.
Aku terbangun. Ya, Bandung adalah kota yg kupilih untuk mencari ketenangan.
******************
Hari ini adalah hari ketiga aku tinggal diBandung. Dan hari ini pula hari pertamaku mulai bersekolah disini, SMA Budi Utama.
"Tokk tokk tokk"
"Ya, silahkan" Ujar guru itu mempersilahkanku masuk. Hah, rasanya seperti kejadian itu terulang.
"Halo.. Nama saya Cintya Aurella Salsabila. Panggil Cinta aja, saya pindahan dari Jakarta.. Salam kenal semua" Kataku memperkenalkan diri seperti dulu.
"Ada yg bertanya ?" Tanya guru itu.
"Cinta, kok pindah sih dari Jakarta ke Bandung ?" Tanya salah seorang siswi dikelas ini.
Nah pertanyaan ini sangat aku benci ! Kenapa sih pertanyaannya gak mau yg masuk akal dikit ? Hadeh..
"Cari suasana baru aja" Jawabku asal sambil berusaha tersenyum.
"Cinta, silahkan cari tempat duduk" Ujar guru itu mempersilahkanku.
Aku mengangguk dan mulai mencari tempat duduk.
"Ini kosongkan ?" Tanyaku berdebar debar. Ya, ini seperti kejadian itu terulang ! Saat pertama kali aku bertemu Dimas !
"Ya, duduk aja" Katanya tanpa mengalihkan pandangannya dari papan.
Aku tersenyum dgn terpaksa lalu berkata..,
"Makasih"
"Teeettt teeetttt tetttt" Suara bel berdentang 3x setelah 30 menit aku mengikuti pelajaran disekolah baruku ini.
"Haii Cinta kan ? Kenalin nama gue Fina dan ini Rizka" Kata seseorang memperkenalkan dirinya dan temannya.
"Hai salam kenal juga" Kataku berusaha tersenyum kembali. Ya, aku msh merasa seperti hari ini adalah hari itu, hari pertama kumengenal Dimas.
"Kekantin yok, ta" Ajak Rizka sambil menarik tanganku.
Aku mengangguk dan mulai berjalan menuju kantin...
*****************
Jam telah menunjukkan pukul 2 siang. Yang berarti, waktunya untuk pulang ! Asiikk pulangg !
"Cinta" Panggil seseorang sambil memegang tanganku.
Aku menoleh.
"Ya" Jawabku singkat.
"Td kita kan blm kenalan yak ?"
"Iya, tp loe udh tau tuh nama gue" Kataku berusaha bercanda walau terpaksa !
"hehehe,, nama gue Tryan" Ujarnya salah tingkah.
"Ya, salam kenal"
"Loe tau jalan pulang kan ?" Tanyanya padaku. Sosok Tryan sangat berbeda dengan.. Ah sudahlah.
Aku menggeleng.
"Yaudah gue anterin sampai depan yak" Serunya sambil menarik tanganku meninggalkan kelas.
Sepanjang perjalanan, kami terus saja berbincang bincang. Ternyata Tryan asik juga yak ! Tp tiba² saja....
"Suka musik ?" Tanya Tryan tiba² saja.
"Hmm, lumayan.. Knp ?" Balasku padanya.
"Gak apa kok. Loe bisa main alat musik ?" Tanyanya lagi membuatku menjadi was².
"Enggak"
"Oh. Gue kira bisa.. Hehe" Ujarnya lagi. Aduh lama kelamaan sikapnya jd kayak kak Fare deh ! Aneh !
"Loe sendiri ?" Tanyaku semakin was².
"Bisa sih. Tp cuma drum aja" Jawabnya tanpa memandangku.
APA !??? Drum ??!! Oh tidakkk !! Sepertinya, antara aku dan drum hanya akan menjadi rahasiaku tanpa perlu Tryan ketahui itu......
Secret of Cinta 4
"Thata, gue mau bicara sesuatu sama loe" Kata Amec secara tiba² saat ia tengah mengajariku bermain drum. Oh ya, Thata itu adalah panggilan kesayangan dari Amec untukku.
"Apa ?" Tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari drum.
"Hmm.. Gue sayang loe, ta" Ujar Amec membuatku terkejut.
"Gue pengen loe jd pacar gue" Ujarnya lagi.
"Gue juga mau kok, Mec" Kataku tanpa ragu. Ya, inilah yg aku harapkan dari dulu !
******************
Aku masih saja menangis mengingat kejadian itu. Tangisku terhenti melihat seseorang mengetuk ngetuk jendela kamarku.
"Dimas ?" Kataku lalu membukakan jendela itu.
"Yap" Ujarnya sambil melompat masuk kedalam kamarku.
"Kenapa harus masuk dr jendela ?" Tanyaku penasaran dengan tingkah Dimas tadi.
"Ya, iseng aja.. Hehe" Jawabnya sambil tertawa. Dimas kalau tertawa ganteng juga !
"Hmm, tau rumah gue darimana ?"
"Rumah gue, itu yg didepan loe" Jawab Dimas sambil menunjuk rumahnya.
"Kenapa gak pernah bilang sih ?" Ujarku dengan kesal. Tentunya hanya pura² !
"Hehhee.."
Kami terus saja berbincang² dan tentunya sambil bercanda-canda juga. Sampai tiba² perasaan itu muncul kembali..
Aku menatapnya,
"Makasih ya telah menjadi bagian baru dalam hidup gue. Gue akan mulai belajar hidup tanpa bayangan Amec" Kataku sambil tersenyum menatap Dimas
*******************
"Tha, maafin gue ya.. Maafin gue karena gak bisa jagain loe lagi"
"Ameeccc" Teriakku.
Aku terbangun. Kenapa mimpi itu muncul lagi ? Kenapa ? Kenapa ? Ada apa ini ? Kenapa perasaanku mendadak tidak enak ? Ada apa dgn Dimas ? Ya, Amec dan Dimas bagiku adalah satu.. Tidak mungkin akan terjadi sesuatu dgn Amec, toh dia sudah tak ada !
"Dek ada telpon tuh" Teriak kak Fare dari bawah, membuat lamunanku buyar.
Aku berlari kebawah..
"Halo" Kataku sedikit gugup.
"Halo Cinta ?" Tanya seseorang dari seberang sana.
"Ya" Jawabku lagi.
"Loe ke RS Permata hati sekarang" Ujarnya lagi tanpa menyebutkan identitasnya.
"Kenapa ?" Tanyaku semakin panik. Aku takut akan terjadi sesuatu pada Dimas !
"Tuuuttt" Suara telpon terputus..
Ada apa ini ? Kenapa suara td rasanya sangat kukenal ? Tp siapa ?
****************
Aku tiba diRS tak lama kemudian. Tp kok aku jadi bingung yak ? Mau tanya resepsionis, siapa yg aku cari diRS ini ? Jelas² yg nelpon tadi gak nyebutin identitas ? Iseng liat UGD sajalah..
"Dek, loe nyari siapa sih disini ?" Tanya kak Fare bingung. Ya, aku mengajaknya td. Kalo gak ngajak dia, siapa lagi donk yg nganterin aku kesini..
"Gak tau deh gue, yg tadi nelpon itu nyuruh gue kesini.. Ya gue kesini aja" Kataku tanpa memperhatikannya.
Aku terus saja celingukan mencari cari orang yg kukenal. Karena, yg nelpon aku td pasti kenal denganku atau kak Fare tentunya.
"Dek, yg orang yg itu kok mirip pacar loe sih ?" Ujar kak Fare secara tiba² sambil menunjuk salah satu ruangan
"Mana ?"
"Yang itu, samperin yok" Katanya sambil menarik tanganku menuju ruangan itu.
"Aww, pelan bisa kan ?" Rintihku padanya. Yaiyalah, dia narik aku udh kayak narik kebo aja. Gak bisa pelan !
"Hehe, sory sory" Ujarnya sambil cengengesan. Huh dasar !
Kami tiba didepan ruangan itu, ada seorang laki-laki disana yg wajahnya tertutupi oleh darah yg sedang dibersihkan oleh suster. Aku menunggu suster itu selesai membersihkan darah dari wajah laki-laki tersebut. Namun, justru aku yg tersentak saat suster selesai membersihkan darah itu. Ya, laki-laki itu adalah Dimas ! Ternyata benar apa kata kak Fare tadi.
Aku berlari masuk kedalam ruangan itu. Aku tidak percaya apa yg kulihat sekarang. Apakah ini Dimas ? Dimas yg merubah kehidupanku sejak ditinggal Amec ? Dimas yg slalu mengisi hari²ku selama 6 bulan ini ?
"Mbak, maaf bisa tunggu diluar ? Pasien dlm kondisi gawat. Km harus segera menolongnya. Mohon mbak tunggu diluar" Ujar salah seorang suster.
Aku berjalan gontai keluar dari ruangan tersebut. Ada apa dengan Dimas sebenarnya ? Kenapa ia menjadi seperti ini ?
Tak lama kemudian dokterpun keluar, dan berkata...,
"Maafkan saya, tp saya telah berusaha semaksimal mungkin"
Tidaakk ! Kata² itu sungguh tak ingin aku dengar ! Kata² yg sama dgn saat itu. Saat Dokter mengatakan bahwa Amec telah meninggalkanku untuk selamanya.
"Dek" Kata kak Fare sambil menepuk pundakku.
Membuatku tersentak, dan segera berlari memasuki ruangan td. Aku menarik kain yg sudah menutupi wajah Dimas.
"Loe kenapa sih ? Loe mau ikutan Amec ninggalin gue ? Kenapa ? Udh gak sayang gue ?" Ujarku sambil terus menggoyang tubuh tak bernyawa itu.
"Kalopun loe udh gak sayang gue, jangan gini donk caranya ! Apasih salah gue sama loe !" Teriakku semakin keras.
"Gue tanya ! Jawab !" Kataku mulai melembut
"Dek, jangan gini ah ! Dimas udh gak ada ! Loe gak ada salah apa² ! Ini takdir !" Bentak kak Fare padaku.
"Kalau gue gak punya salah ? Kenapa ! Kenapa Dimas sama Amec ninggalin gue ? Jawab kak !" Balasku padanya.
Ia menarikku keluar dari ruangan tanpa menjawab semua pertanyaanku tadi.
"Kenapa gak dijawab ? Jawab donkk !" Yeah, dlm kondisi seperti ini aku berani membentak kakakku sendiri !
Tp bentakanku tak ada artinya. Buktinya Dimas gak mungkin kembali lagi ! Kak Farepun sama rupanya. Ia pun tidak menjawab sama sekali pertanyaanku td..
******************
Seminggu sudah Dimas meninggalkanku. Dan sampai sekarang pun aku tidak tahu apa penyebab Dimas pergi secepat ini.
"Dek, gue tau kalo loe sedih. Tp jangan berlarut larut gini donk. Dimas pasti juga gak suka kalo liat loe kyk gini" Ujar kak Fare yg tiba² saja sudah berada disampingku.
Aku menatapnya, dan berkata..,
"Kalau gue tau knp Dimas bisa jadi gini, mungkin gue akan lbh ikhlas"
"Dek, maafin gue yak" Aku menoleh mendengar ucapan kak Fare td.
"Kenapa ?"
"Jadi sebenarnya..."
"Apa kak ? Jangan bikin gue penasaran donk !" Rungutku padanya. Nyebelin banget deh ini orang..
"Apa ?" Tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari drum.
"Hmm.. Gue sayang loe, ta" Ujar Amec membuatku terkejut.
"Gue pengen loe jd pacar gue" Ujarnya lagi.
"Gue juga mau kok, Mec" Kataku tanpa ragu. Ya, inilah yg aku harapkan dari dulu !
******************
Aku masih saja menangis mengingat kejadian itu. Tangisku terhenti melihat seseorang mengetuk ngetuk jendela kamarku.
"Dimas ?" Kataku lalu membukakan jendela itu.
"Yap" Ujarnya sambil melompat masuk kedalam kamarku.
"Kenapa harus masuk dr jendela ?" Tanyaku penasaran dengan tingkah Dimas tadi.
"Ya, iseng aja.. Hehe" Jawabnya sambil tertawa. Dimas kalau tertawa ganteng juga !
"Hmm, tau rumah gue darimana ?"
"Rumah gue, itu yg didepan loe" Jawab Dimas sambil menunjuk rumahnya.
"Kenapa gak pernah bilang sih ?" Ujarku dengan kesal. Tentunya hanya pura² !
"Hehhee.."
Kami terus saja berbincang² dan tentunya sambil bercanda-canda juga. Sampai tiba² perasaan itu muncul kembali..
Aku menatapnya,
"Makasih ya telah menjadi bagian baru dalam hidup gue. Gue akan mulai belajar hidup tanpa bayangan Amec" Kataku sambil tersenyum menatap Dimas
*******************
"Tha, maafin gue ya.. Maafin gue karena gak bisa jagain loe lagi"
"Ameeccc" Teriakku.
Aku terbangun. Kenapa mimpi itu muncul lagi ? Kenapa ? Kenapa ? Ada apa ini ? Kenapa perasaanku mendadak tidak enak ? Ada apa dgn Dimas ? Ya, Amec dan Dimas bagiku adalah satu.. Tidak mungkin akan terjadi sesuatu dgn Amec, toh dia sudah tak ada !
"Dek ada telpon tuh" Teriak kak Fare dari bawah, membuat lamunanku buyar.
Aku berlari kebawah..
"Halo" Kataku sedikit gugup.
"Halo Cinta ?" Tanya seseorang dari seberang sana.
"Ya" Jawabku lagi.
"Loe ke RS Permata hati sekarang" Ujarnya lagi tanpa menyebutkan identitasnya.
"Kenapa ?" Tanyaku semakin panik. Aku takut akan terjadi sesuatu pada Dimas !
"Tuuuttt" Suara telpon terputus..
Ada apa ini ? Kenapa suara td rasanya sangat kukenal ? Tp siapa ?
****************
Aku tiba diRS tak lama kemudian. Tp kok aku jadi bingung yak ? Mau tanya resepsionis, siapa yg aku cari diRS ini ? Jelas² yg nelpon tadi gak nyebutin identitas ? Iseng liat UGD sajalah..
"Dek, loe nyari siapa sih disini ?" Tanya kak Fare bingung. Ya, aku mengajaknya td. Kalo gak ngajak dia, siapa lagi donk yg nganterin aku kesini..
"Gak tau deh gue, yg tadi nelpon itu nyuruh gue kesini.. Ya gue kesini aja" Kataku tanpa memperhatikannya.
Aku terus saja celingukan mencari cari orang yg kukenal. Karena, yg nelpon aku td pasti kenal denganku atau kak Fare tentunya.
"Dek, yg orang yg itu kok mirip pacar loe sih ?" Ujar kak Fare secara tiba² sambil menunjuk salah satu ruangan
"Mana ?"
"Yang itu, samperin yok" Katanya sambil menarik tanganku menuju ruangan itu.
"Aww, pelan bisa kan ?" Rintihku padanya. Yaiyalah, dia narik aku udh kayak narik kebo aja. Gak bisa pelan !
"Hehe, sory sory" Ujarnya sambil cengengesan. Huh dasar !
Kami tiba didepan ruangan itu, ada seorang laki-laki disana yg wajahnya tertutupi oleh darah yg sedang dibersihkan oleh suster. Aku menunggu suster itu selesai membersihkan darah dari wajah laki-laki tersebut. Namun, justru aku yg tersentak saat suster selesai membersihkan darah itu. Ya, laki-laki itu adalah Dimas ! Ternyata benar apa kata kak Fare tadi.
Aku berlari masuk kedalam ruangan itu. Aku tidak percaya apa yg kulihat sekarang. Apakah ini Dimas ? Dimas yg merubah kehidupanku sejak ditinggal Amec ? Dimas yg slalu mengisi hari²ku selama 6 bulan ini ?
"Mbak, maaf bisa tunggu diluar ? Pasien dlm kondisi gawat. Km harus segera menolongnya. Mohon mbak tunggu diluar" Ujar salah seorang suster.
Aku berjalan gontai keluar dari ruangan tersebut. Ada apa dengan Dimas sebenarnya ? Kenapa ia menjadi seperti ini ?
Tak lama kemudian dokterpun keluar, dan berkata...,
"Maafkan saya, tp saya telah berusaha semaksimal mungkin"
Tidaakk ! Kata² itu sungguh tak ingin aku dengar ! Kata² yg sama dgn saat itu. Saat Dokter mengatakan bahwa Amec telah meninggalkanku untuk selamanya.
"Dek" Kata kak Fare sambil menepuk pundakku.
Membuatku tersentak, dan segera berlari memasuki ruangan td. Aku menarik kain yg sudah menutupi wajah Dimas.
"Loe kenapa sih ? Loe mau ikutan Amec ninggalin gue ? Kenapa ? Udh gak sayang gue ?" Ujarku sambil terus menggoyang tubuh tak bernyawa itu.
"Kalopun loe udh gak sayang gue, jangan gini donk caranya ! Apasih salah gue sama loe !" Teriakku semakin keras.
"Gue tanya ! Jawab !" Kataku mulai melembut
"Dek, jangan gini ah ! Dimas udh gak ada ! Loe gak ada salah apa² ! Ini takdir !" Bentak kak Fare padaku.
"Kalau gue gak punya salah ? Kenapa ! Kenapa Dimas sama Amec ninggalin gue ? Jawab kak !" Balasku padanya.
Ia menarikku keluar dari ruangan tanpa menjawab semua pertanyaanku tadi.
"Kenapa gak dijawab ? Jawab donkk !" Yeah, dlm kondisi seperti ini aku berani membentak kakakku sendiri !
Tp bentakanku tak ada artinya. Buktinya Dimas gak mungkin kembali lagi ! Kak Farepun sama rupanya. Ia pun tidak menjawab sama sekali pertanyaanku td..
******************
Seminggu sudah Dimas meninggalkanku. Dan sampai sekarang pun aku tidak tahu apa penyebab Dimas pergi secepat ini.
"Dek, gue tau kalo loe sedih. Tp jangan berlarut larut gini donk. Dimas pasti juga gak suka kalo liat loe kyk gini" Ujar kak Fare yg tiba² saja sudah berada disampingku.
Aku menatapnya, dan berkata..,
"Kalau gue tau knp Dimas bisa jadi gini, mungkin gue akan lbh ikhlas"
"Dek, maafin gue yak" Aku menoleh mendengar ucapan kak Fare td.
"Kenapa ?"
"Jadi sebenarnya..."
"Apa kak ? Jangan bikin gue penasaran donk !" Rungutku padanya. Nyebelin banget deh ini orang..
Secret of Cinta 3
"Cin, gue mohon sama loe.. Loe kenapa sih ? Apa gue punya salah ? Jawab Cin !" Mohon Dimas untuk kesekian kalinya.
"Gue blm siap unt jujur" Jawabku singkat.
"Lalu kapan loe siap, Cin ? Gue sayang loe, Cin" Kata Dimas tetap dgn tampang memelas.
"Sore nanti, ditaman" Kataku sambil berjalan kembali keKelas.
Dimas menatap kepergian dgn senyum lalu berkata..,
"Aku tunggu selalu, Cinta !"
Waktu terus bergulir, tak terasa jam telah menunjukkan pukul 17.00. Aku bergegas menuju taman. Ya, sekarang aku siap mengutarakan yg sebenarnya pada Dimas !
"Dimas" Panggilku saat melihat Dimas duduk disebuah kursi taman.
"Cinta ?" Serunya sambil menatapku.
"Loe udh berani natap gue sekarang ?" Seru Dimas lagi dengan nada riang.
Aku mengangguk..
"Sekarang gue boleh tau kenapa loe gak mau natap gue selama ini ?" Tanya Dimas saat aku sudah duduk disampingnya.
Aku menghela nafas dan mulai bercerita..,
"Gue takut jatuh cinta sama loe. Gue takut kejadian itu terulang"
"Kejadian ?" Ulang Dimas.
"Kejadian waktu gue masih di Surabaya. Kejadian yang mungkin harus gue lupakan dan memulai kisah yg baru" Ceritaku dengan rasa sedih yg amat luar biasa.
"Semua ini berawal dari kesalahan gue. Gue terlalu memikirkan diri gue sendiri tanpa mau memikirkan perasaan Amec. Saking egoisnya gue, gue sampai gak tau kalo dia menderita penyakit kanker darah.." Lanjutku sambil berurai air mata.
Dimas memelukku ! Namun, kembali aku berusaha melepaskan pelukan itu..
"Gue ke Jakarta, untuk belajar melupakan Amec dan memulai kehidupan baru.. Tp ada hal yg membuat gue kembali ke masa saat bersama Amec.. Yaitu, kesamaan sikap dan hobby antara Amec dan loe, Mas" Ceritaku lagi masih dipelukan Dimas !
"Cin, kenapa loe harus lupain Amec ? Yg harus loe lakuin hanya, hidup tanpa bayangan Amec ! Bukan melupakannya" Nasihat Dimas setelah aku selesai bercerita.
Aku menatapnya, rasanya sungguh baru kali ini aku rasakan pelukan, nasihat dan tatapan itu lagi setelah kepergian Amec 1tahun yg lalu melalui Dimas tadi..
"Cinta, jujur sebenarnya ada sesuatu yg ingin gue sampaikan" Ujar Dimas sedikit gugup.
"Apaan ?"
"Mungkin gue ngomongnya gak sesuai dgn situasi.. Tp inilah yg gue rasain selama ini" Ungkap Dimas dgn menatap mataku membuatku salah tingkah.
"Gue suka sama loe.. Loe yg ngerubah hidup gue. Dulu orang yg gue buat penasaran sama tingkah gue, sekarang kebalikannya ! Loe yg ngebuat gue berubah, Cinta !" Lanjut Dimas lagi.
"Gue gak bisa jawab sekarang. Maaf.." Kataku sambil berlari pulang.
Aku sampai dirumah dan langsung berlari kekamar..
"Woyy dek, kenapa tiap pulang selalu nangis sih ?" Teriak kak Fare sambil menggedor pintu kamarku.
"Dek kalo loe mau curhat sama gue, gue mau kok" Teriaknya lagi.
Aku membukakannya pintu dan sesi curhatpun dimulai. Ia memang kakak yg, hmm lumayan baik ! Dia mendengarkan curhatanku dan memberikanku beberapa nasihat, membuat perasaanku lebih tenang untuk saat ini. Aku juga telah mengetahui apa yg akan aku jawab pada Dimas esok..
***************
"Gimana ?" Bisik Dimas saat pelajaran Matematika tengah berlangsung.
"Apanya ?" Balasku pura² tidak tahu. Ya, aku tahu maksud dari pertanyaannya td !
"Itu pertanyaan gue yg kemarin ditaman" Ujarnya tanpa ekspresi.
"Oh.. Nanti pas istirahat gue jawab" Kataku tanpa ekspresi juga. Sungguh perasaanku saat ini sungguh tidak karuan.
Bell berdentang tak lama setelah percakapanku dengan Dimas td. Aku dan Dimas tidak beranjak dari posisi kami semula. Didlm kelas hanya tinggal kami berdua, dan inilah waktunya !
"Cin, gue terima apapun keputusan loe" Ujar Dimas membuka pembicaraan kami.
Aku menghela nafas..
"Gu.. Gue.. Gue terima loe" Jawabku akhirnya.
"Beneran, Cin !?" Ujar Dimas memastikan.
Aku mengangguk dan tersenyum. Semoga semua ini berjalan dgn Indah..
*****************
Sepulang sekolah, aku hanya mempunyai satu tujuan. Yaitu kamar ! Ya tempatku menumpahkan segalanya !
"Gue udh punya pengganti loe, mec sekarang" Kataku terisak.
Aku menerawang kejadian 2 tahun silam, kejadian dimana aku dan dia resmi menjadi sepasang kekasih...
"Gue blm siap unt jujur" Jawabku singkat.
"Lalu kapan loe siap, Cin ? Gue sayang loe, Cin" Kata Dimas tetap dgn tampang memelas.
"Sore nanti, ditaman" Kataku sambil berjalan kembali keKelas.
Dimas menatap kepergian dgn senyum lalu berkata..,
"Aku tunggu selalu, Cinta !"
Waktu terus bergulir, tak terasa jam telah menunjukkan pukul 17.00. Aku bergegas menuju taman. Ya, sekarang aku siap mengutarakan yg sebenarnya pada Dimas !
"Dimas" Panggilku saat melihat Dimas duduk disebuah kursi taman.
"Cinta ?" Serunya sambil menatapku.
"Loe udh berani natap gue sekarang ?" Seru Dimas lagi dengan nada riang.
Aku mengangguk..
"Sekarang gue boleh tau kenapa loe gak mau natap gue selama ini ?" Tanya Dimas saat aku sudah duduk disampingnya.
Aku menghela nafas dan mulai bercerita..,
"Gue takut jatuh cinta sama loe. Gue takut kejadian itu terulang"
"Kejadian ?" Ulang Dimas.
"Kejadian waktu gue masih di Surabaya. Kejadian yang mungkin harus gue lupakan dan memulai kisah yg baru" Ceritaku dengan rasa sedih yg amat luar biasa.
"Semua ini berawal dari kesalahan gue. Gue terlalu memikirkan diri gue sendiri tanpa mau memikirkan perasaan Amec. Saking egoisnya gue, gue sampai gak tau kalo dia menderita penyakit kanker darah.." Lanjutku sambil berurai air mata.
Dimas memelukku ! Namun, kembali aku berusaha melepaskan pelukan itu..
"Gue ke Jakarta, untuk belajar melupakan Amec dan memulai kehidupan baru.. Tp ada hal yg membuat gue kembali ke masa saat bersama Amec.. Yaitu, kesamaan sikap dan hobby antara Amec dan loe, Mas" Ceritaku lagi masih dipelukan Dimas !
"Cin, kenapa loe harus lupain Amec ? Yg harus loe lakuin hanya, hidup tanpa bayangan Amec ! Bukan melupakannya" Nasihat Dimas setelah aku selesai bercerita.
Aku menatapnya, rasanya sungguh baru kali ini aku rasakan pelukan, nasihat dan tatapan itu lagi setelah kepergian Amec 1tahun yg lalu melalui Dimas tadi..
"Cinta, jujur sebenarnya ada sesuatu yg ingin gue sampaikan" Ujar Dimas sedikit gugup.
"Apaan ?"
"Mungkin gue ngomongnya gak sesuai dgn situasi.. Tp inilah yg gue rasain selama ini" Ungkap Dimas dgn menatap mataku membuatku salah tingkah.
"Gue suka sama loe.. Loe yg ngerubah hidup gue. Dulu orang yg gue buat penasaran sama tingkah gue, sekarang kebalikannya ! Loe yg ngebuat gue berubah, Cinta !" Lanjut Dimas lagi.
"Gue gak bisa jawab sekarang. Maaf.." Kataku sambil berlari pulang.
Aku sampai dirumah dan langsung berlari kekamar..
"Woyy dek, kenapa tiap pulang selalu nangis sih ?" Teriak kak Fare sambil menggedor pintu kamarku.
"Dek kalo loe mau curhat sama gue, gue mau kok" Teriaknya lagi.
Aku membukakannya pintu dan sesi curhatpun dimulai. Ia memang kakak yg, hmm lumayan baik ! Dia mendengarkan curhatanku dan memberikanku beberapa nasihat, membuat perasaanku lebih tenang untuk saat ini. Aku juga telah mengetahui apa yg akan aku jawab pada Dimas esok..
***************
"Gimana ?" Bisik Dimas saat pelajaran Matematika tengah berlangsung.
"Apanya ?" Balasku pura² tidak tahu. Ya, aku tahu maksud dari pertanyaannya td !
"Itu pertanyaan gue yg kemarin ditaman" Ujarnya tanpa ekspresi.
"Oh.. Nanti pas istirahat gue jawab" Kataku tanpa ekspresi juga. Sungguh perasaanku saat ini sungguh tidak karuan.
Bell berdentang tak lama setelah percakapanku dengan Dimas td. Aku dan Dimas tidak beranjak dari posisi kami semula. Didlm kelas hanya tinggal kami berdua, dan inilah waktunya !
"Cin, gue terima apapun keputusan loe" Ujar Dimas membuka pembicaraan kami.
Aku menghela nafas..
"Gu.. Gue.. Gue terima loe" Jawabku akhirnya.
"Beneran, Cin !?" Ujar Dimas memastikan.
Aku mengangguk dan tersenyum. Semoga semua ini berjalan dgn Indah..
*****************
Sepulang sekolah, aku hanya mempunyai satu tujuan. Yaitu kamar ! Ya tempatku menumpahkan segalanya !
"Gue udh punya pengganti loe, mec sekarang" Kataku terisak.
Aku menerawang kejadian 2 tahun silam, kejadian dimana aku dan dia resmi menjadi sepasang kekasih...
Sabtu, 02 April 2011
Secret of Cinta 2
"Dimas ?" Seruku tercengang.
"Loe ngapain disini ?" Tanya Dimas bingung.
"Hmm, gue denger suara gitar loe.. Keren bgt, pengen deh bisa main gitar" Jawabku sambil mengelilingi ruangan ini.
"Kalo loe mau ntar gue ajarin. Btw, loe bisa main alat musik ?" Ujar Dimas mulai sedikit ramah.
"Enggak, tp gue suka banget musik.. Apalagi gitar sama bass"
"Nanti gue ajarin gitar, tp gue gak bisa main bass" Janjinya sambil memandangku. Diliat liat, Dimas lumayan deh.
"Beneran ? Wah Thanks bgt ! Oya, loe selain bisa main gitar bisa main apalagi ?" Seruku riang.
"Cuma bisa gitar dan drum aja" Jawabnya membuatku tercengang.
"Drum ?" Ulangku dengan nada panik. Ya, kata² yang sangat tidak asing bagiku. Bahkan kata² itu rasanya ingin kukubur dalam bersama sebuah kenangan menyakitkan.
"Cinta, loe kenapa ?" Tanya Dimas mendekat melihat wajahku yg begitu pucat.
"Enggak, enggak apa" Ujarku berusaha tersenyum.
"Beneran ?" Tanya Dimas memastikan.
"Ya, eh gue cabut duluan yak.." Ujarku beranjak pergi.
"Tunggu ! Loe salah jalan tuh"
Aku berhenti dan berbalik menatap Dimas..
"Jalannya kekiri, bukan kekanan" Serunya seakan mengerti maksudku menatapnya seperti itu.
"Thanks" Jawabku tanpa mau menatap matanya. Aku takut jatuh cinta padanya !
"Loe kenapa ? Apa ada yg salah dengan ucapan gue td ?" Tanya Dimas sambil mendongakkan kepalaku agar menatapnya.
"Enggak" Jawabku tetap dengan memberontak. Namun, tiba² saja Dimas malah memelukku !
"Maaf" Kata Dimas setelah melepaskan pelukannya.
Aku hanya mengangguk dan langsung pergi dari tempat itu.
***************
"Cintaaa Cintaa" Teriak Fare, kakakku terus memanggilku.
"Apaan sih ?" Jawabku sewot sambil menuruni tangga menuju kakakku yg satu itu.
"Nih, ada surat dari penggemar rahasianya" Ujarnya balas menyewotiku.
Aku merebut surat yg ada ditangannya lalu mulai membacanya...
"Bertemu ditaman ?" Tanyaku pada diri sendiri.
"Ciyeee,, temuin tuh dek" Ujar kak Fare terus saja menggodaku.
"Apaan sih loe kak, mau gue timpuk ?" Kataku sambil melemparinya bantal hingga ia lari menuju kamarnya.
"Harus ditemuin pokoknya ini orang !" Kataku sambil berlari mengambil Jacket.
Aku berjalan perlahan menuju taman. Hanya ada anak² kecil yg sedang bermain disana. Hmm, kira² siapa ya orang yg mengirimiku surat tadi ? Aku menunggunya disebuah ayunan yg menatap langsung kearah jalan dan langsung membuatku teringat akan suatu kejadian yg memang seharusnya aku lupakan.
"Cin," Terdengar suara seseorang memanggilku.
Aku menoleh, dan ternyata orang itu adalah...
"Dimas ?" Kataku tetap tanpa menatap matanya.
"Cin, loe kenapa sih sejak td gak mau natap gue ? Apa salah gue ?" Tanya Dimas dengan sedikit memelas.
"Loe gak ada salah apa, cuma gue hanya takut" Kataku lagi.
"Takut ?" Ulang Dimas memastikan kata²ku tadi.
Aku mengangguk.
"Takut apa ?" Tanyanya lagi dengan nada penasaran.
"Loe enggak perlu tau ! Ini masalah gue !" Teriakku sambil berlari entah kemana.
Aku terus berlari tidak memperdulikan arah. Sampai akhirnya aku tiba ditaman itu lagi dengan kondisi langit yg telah menghitam. Aku masih saja menangis ditaman itu sampai akhirnya memutuskan untuk pulang.
"Darimana aja loe dek" Kata Kak Fare saat melihatku pulang.
"Bukan urusan loe deh" Jawabku sambil menutup pintu kamar.
Hari ini sungguh adalah hari yg melelahkan untukku, karena harus kembali mengingat kejadian itu.
***************
Hari hari terus berlalu, sampai tidak terasa aku telah 1 Bulan bersekolah disana. Bagaimana dengan Dimas ? Ya, dia tidak pernah berhenti meminta penjelasanku atas perubahan sikapku itu. Tp, dia juga telah merubah sikapnya secara tidak langsung padaku. Dari yg tadinya dia selalu bersikap dingin padaku, sekarang berubah menjadi ramah. Tp ingat ! Dia ramah hanya padaku !
"Cinta" Panggil Dimas padaku saat aku tengah asik memperhatikan anak basket yg tengah berlatih.
"Apa ?" Tanyaku masih tanpa memandangnya.
"Loe ngapain disini ?" Tanya Dimas bingung.
"Hmm, gue denger suara gitar loe.. Keren bgt, pengen deh bisa main gitar" Jawabku sambil mengelilingi ruangan ini.
"Kalo loe mau ntar gue ajarin. Btw, loe bisa main alat musik ?" Ujar Dimas mulai sedikit ramah.
"Enggak, tp gue suka banget musik.. Apalagi gitar sama bass"
"Nanti gue ajarin gitar, tp gue gak bisa main bass" Janjinya sambil memandangku. Diliat liat, Dimas lumayan deh.
"Beneran ? Wah Thanks bgt ! Oya, loe selain bisa main gitar bisa main apalagi ?" Seruku riang.
"Cuma bisa gitar dan drum aja" Jawabnya membuatku tercengang.
"Drum ?" Ulangku dengan nada panik. Ya, kata² yang sangat tidak asing bagiku. Bahkan kata² itu rasanya ingin kukubur dalam bersama sebuah kenangan menyakitkan.
"Cinta, loe kenapa ?" Tanya Dimas mendekat melihat wajahku yg begitu pucat.
"Enggak, enggak apa" Ujarku berusaha tersenyum.
"Beneran ?" Tanya Dimas memastikan.
"Ya, eh gue cabut duluan yak.." Ujarku beranjak pergi.
"Tunggu ! Loe salah jalan tuh"
Aku berhenti dan berbalik menatap Dimas..
"Jalannya kekiri, bukan kekanan" Serunya seakan mengerti maksudku menatapnya seperti itu.
"Thanks" Jawabku tanpa mau menatap matanya. Aku takut jatuh cinta padanya !
"Loe kenapa ? Apa ada yg salah dengan ucapan gue td ?" Tanya Dimas sambil mendongakkan kepalaku agar menatapnya.
"Enggak" Jawabku tetap dengan memberontak. Namun, tiba² saja Dimas malah memelukku !
"Maaf" Kata Dimas setelah melepaskan pelukannya.
Aku hanya mengangguk dan langsung pergi dari tempat itu.
***************
"Cintaaa Cintaa" Teriak Fare, kakakku terus memanggilku.
"Apaan sih ?" Jawabku sewot sambil menuruni tangga menuju kakakku yg satu itu.
"Nih, ada surat dari penggemar rahasianya" Ujarnya balas menyewotiku.
Aku merebut surat yg ada ditangannya lalu mulai membacanya...
"Bertemu ditaman ?" Tanyaku pada diri sendiri.
"Ciyeee,, temuin tuh dek" Ujar kak Fare terus saja menggodaku.
"Apaan sih loe kak, mau gue timpuk ?" Kataku sambil melemparinya bantal hingga ia lari menuju kamarnya.
"Harus ditemuin pokoknya ini orang !" Kataku sambil berlari mengambil Jacket.
Aku berjalan perlahan menuju taman. Hanya ada anak² kecil yg sedang bermain disana. Hmm, kira² siapa ya orang yg mengirimiku surat tadi ? Aku menunggunya disebuah ayunan yg menatap langsung kearah jalan dan langsung membuatku teringat akan suatu kejadian yg memang seharusnya aku lupakan.
"Cin," Terdengar suara seseorang memanggilku.
Aku menoleh, dan ternyata orang itu adalah...
"Dimas ?" Kataku tetap tanpa menatap matanya.
"Cin, loe kenapa sih sejak td gak mau natap gue ? Apa salah gue ?" Tanya Dimas dengan sedikit memelas.
"Loe gak ada salah apa, cuma gue hanya takut" Kataku lagi.
"Takut ?" Ulang Dimas memastikan kata²ku tadi.
Aku mengangguk.
"Takut apa ?" Tanyanya lagi dengan nada penasaran.
"Loe enggak perlu tau ! Ini masalah gue !" Teriakku sambil berlari entah kemana.
Aku terus berlari tidak memperdulikan arah. Sampai akhirnya aku tiba ditaman itu lagi dengan kondisi langit yg telah menghitam. Aku masih saja menangis ditaman itu sampai akhirnya memutuskan untuk pulang.
"Darimana aja loe dek" Kata Kak Fare saat melihatku pulang.
"Bukan urusan loe deh" Jawabku sambil menutup pintu kamar.
Hari ini sungguh adalah hari yg melelahkan untukku, karena harus kembali mengingat kejadian itu.
***************
Hari hari terus berlalu, sampai tidak terasa aku telah 1 Bulan bersekolah disana. Bagaimana dengan Dimas ? Ya, dia tidak pernah berhenti meminta penjelasanku atas perubahan sikapku itu. Tp, dia juga telah merubah sikapnya secara tidak langsung padaku. Dari yg tadinya dia selalu bersikap dingin padaku, sekarang berubah menjadi ramah. Tp ingat ! Dia ramah hanya padaku !
"Cinta" Panggil Dimas padaku saat aku tengah asik memperhatikan anak basket yg tengah berlatih.
"Apa ?" Tanyaku masih tanpa memandangnya.
Senin, 21 Maret 2011
Secret of Cinta 1
Canggung. Itulah perasaanku saat ini. Ya, hari ini adalah hari pertamaku bersekolah disini di SMU Pertiwi. Aku terus berjalan menuju kelas baruku.
"tok tok tok" Aku mengetuk pintu itu.
"Oh, ya silahkan.. Anak² perkenalkan teman baru kalian" Ujar seorang guru yg tengah mengajar dikelas tsb.
Aku memasuki kelas dengan tatapan puluhan pasang mata..,
"Hallo selamat pagi.. Perkenalkan, nama saya Cintya Aurella Salsabila. Cukup dipanggil Cinta. Saya pindahan dari Surabaya, salam kenal semuanya" kataku sedikit gugup.
"Ada yang mau bertanya ?"Ujar guru itu lagi kepada seluruh siswa didalam kelas tsb.
"Tinggal dimana Cinta disini ?" Tanya seorang murid lelaki.
"Di Jalan Yos Sudarso" Jawabku singkat.
"Klo pacar udah ada blm !?" Seru seorang murid lelaki dari arah pojok belakang yg disambut sorak sorai oleh seluruh siswa.
"Hmm, belum" Yeah inilah pertanyaan yg sangat aku benci !
"Cinta, silahkan km duduk ditempat yg kosong" Ujar guru itu mempersilahkanku.
"Iya, bu terimakasih"
Aku berjalan menuju sebuah bangku yg kosong.
"Disini boleh ?" Tanyaku pada seorang cowok yg duduk dibangku itu.
"Ya, silahkan kosong kok" Jawabnya dingin. Ya, hanya dialah td yang tidak antusias saat kedatanganku td.
"Baiklah anak² sekarang kita lanjutkan pelajaran..." Ujar guru itu mulai mengoceh tentang pelajaran Kimia yg sangat aku benci !
"hey, nama gue Cinta" Kataku berusaha menyapa teman duduk baruku.
"Ya, tau.. Td kan loe udah ngomong nama loe" Jawabnya tetap dingin.
"Hehe,, iyaya ? Nama loe siapa ?" Tanyaku tetap tersenyum.
"Jangan ngobrol saat pelajaran" Serunya kian dingin. Lama kelamaan nyebelin juga ya orang ini !
*****************
Lonceng telah berbunyi 3x, yg berarti waktu istirahat telah tiba. Dan sekarang, aku bingung hendak melakukan apa. Temen ? Blom punya.. Hadeh..
“Hei, gue Tasya.. Salam kenal ya" Ujar seseorang memperkenalkan dirinya. Yes, punya temen juga akhirnya !
"hai juga, gue Cinta.. Ia salam kenal.." Kataku membalas ucapannya tadi.
"Kekantin yok," Ajak Tasya padaku.
"Iya boleh.." Jawabku sambil berjalan menuju Kantin.
Kami tiba dikantin, dan mulai memilih makanan sesuai selera kami..,
"Eh, duduk dmn ini ?" Tanyaku pada Tasya yg juga bingung hendak duduk dmn.
"Disitu aja yok sama Dimas !" Ajak Tasya sambil menarik tanganku.
"Dimas ?" Ulangku bingung. Oh jadi nama dia Dimas toh !
"Iya.. Masa' loe gak kenal sih sama temen sebangku sendiri ? Tp wajarsih, Dimas kan rada misterius gitu" Jawab Tasya atas pertanyaannya sendiri.
"Hey, blh numpang duduk disini gak ?" Ujar Tasya pada Dimas yg sedang menyantap makanannya.
"Boleh aja" Jawabnya tanpa memandang kami.
"Thanks ya, ayokk Cin duduk" Seru Tasya memanggilku.
Mendengar namaku disebut, Dimas yg tadinya asik dengan makanannya mendadak menoleh kearahku dan Tasya.
"Apa ?" Tanya Tasya bingung melihat tingkah Dimas.
"Gak" Jawabnya singkat, lalu beranjak pergi.
"Eh, Dimas knapa loe ? Makanan loe belum abis tuh" Teriak Tasya membuat semua pengunjung kantin menoleh padanya.
"Gue udh kenyang"
"Ya udah.. Eh Cin makan yok makanannya udh datang juga" Ajak Tasya padaku.
***************
Bell pulang telah terdengar, semua murid segera berhamburan pulang. Dan akupun juga begitu. Rasanya ingin sekali cepat tiba dirumah.
"Cin, gue duluan yak.. Loe tau jalan pulang kan ?" Tanya Tasya sembari berteriak.
"Iya tau kok" Jawabku tentunya dengan berteriak juga.
Selepas kepergian Tasya, kini tinggal aku seorang diri dikelas. Ya, td aku masih harus mengerjakan tugas piket ini dulu dan sekarang tibalah saatnya aku pulang. Tp, jalannya kekanan atau kekiri ya ? Aduhh lupa tanya Tasya tadi.. Huft..
Aku mengambil jalan kanan. Moga aja sih benar. Aku terus berjalan sampai tiba tiba saja terdengar petikan gitar yg sangat indah, membuatku takut aja deh. Aku mencari sumber suara itu untuk menghilangkan rasa takutku.
"krieeekk" Suara pintu berdecit saat kubuka. Ya, aku yakin suara itu berasal dari sini !
Seseorang yg tengah memainkan gitar itupun menoleh..
"tok tok tok" Aku mengetuk pintu itu.
"Oh, ya silahkan.. Anak² perkenalkan teman baru kalian" Ujar seorang guru yg tengah mengajar dikelas tsb.
Aku memasuki kelas dengan tatapan puluhan pasang mata..,
"Hallo selamat pagi.. Perkenalkan, nama saya Cintya Aurella Salsabila. Cukup dipanggil Cinta. Saya pindahan dari Surabaya, salam kenal semuanya" kataku sedikit gugup.
"Ada yang mau bertanya ?"Ujar guru itu lagi kepada seluruh siswa didalam kelas tsb.
"Tinggal dimana Cinta disini ?" Tanya seorang murid lelaki.
"Di Jalan Yos Sudarso" Jawabku singkat.
"Klo pacar udah ada blm !?" Seru seorang murid lelaki dari arah pojok belakang yg disambut sorak sorai oleh seluruh siswa.
"Hmm, belum" Yeah inilah pertanyaan yg sangat aku benci !
"Cinta, silahkan km duduk ditempat yg kosong" Ujar guru itu mempersilahkanku.
"Iya, bu terimakasih"
Aku berjalan menuju sebuah bangku yg kosong.
"Disini boleh ?" Tanyaku pada seorang cowok yg duduk dibangku itu.
"Ya, silahkan kosong kok" Jawabnya dingin. Ya, hanya dialah td yang tidak antusias saat kedatanganku td.
"Baiklah anak² sekarang kita lanjutkan pelajaran..." Ujar guru itu mulai mengoceh tentang pelajaran Kimia yg sangat aku benci !
"hey, nama gue Cinta" Kataku berusaha menyapa teman duduk baruku.
"Ya, tau.. Td kan loe udah ngomong nama loe" Jawabnya tetap dingin.
"Hehe,, iyaya ? Nama loe siapa ?" Tanyaku tetap tersenyum.
"Jangan ngobrol saat pelajaran" Serunya kian dingin. Lama kelamaan nyebelin juga ya orang ini !
*****************
Lonceng telah berbunyi 3x, yg berarti waktu istirahat telah tiba. Dan sekarang, aku bingung hendak melakukan apa. Temen ? Blom punya.. Hadeh..
“Hei, gue Tasya.. Salam kenal ya" Ujar seseorang memperkenalkan dirinya. Yes, punya temen juga akhirnya !
"hai juga, gue Cinta.. Ia salam kenal.." Kataku membalas ucapannya tadi.
"Kekantin yok," Ajak Tasya padaku.
"Iya boleh.." Jawabku sambil berjalan menuju Kantin.
Kami tiba dikantin, dan mulai memilih makanan sesuai selera kami..,
"Eh, duduk dmn ini ?" Tanyaku pada Tasya yg juga bingung hendak duduk dmn.
"Disitu aja yok sama Dimas !" Ajak Tasya sambil menarik tanganku.
"Dimas ?" Ulangku bingung. Oh jadi nama dia Dimas toh !
"Iya.. Masa' loe gak kenal sih sama temen sebangku sendiri ? Tp wajarsih, Dimas kan rada misterius gitu" Jawab Tasya atas pertanyaannya sendiri.
"Hey, blh numpang duduk disini gak ?" Ujar Tasya pada Dimas yg sedang menyantap makanannya.
"Boleh aja" Jawabnya tanpa memandang kami.
"Thanks ya, ayokk Cin duduk" Seru Tasya memanggilku.
Mendengar namaku disebut, Dimas yg tadinya asik dengan makanannya mendadak menoleh kearahku dan Tasya.
"Apa ?" Tanya Tasya bingung melihat tingkah Dimas.
"Gak" Jawabnya singkat, lalu beranjak pergi.
"Eh, Dimas knapa loe ? Makanan loe belum abis tuh" Teriak Tasya membuat semua pengunjung kantin menoleh padanya.
"Gue udh kenyang"
"Ya udah.. Eh Cin makan yok makanannya udh datang juga" Ajak Tasya padaku.
***************
Bell pulang telah terdengar, semua murid segera berhamburan pulang. Dan akupun juga begitu. Rasanya ingin sekali cepat tiba dirumah.
"Cin, gue duluan yak.. Loe tau jalan pulang kan ?" Tanya Tasya sembari berteriak.
"Iya tau kok" Jawabku tentunya dengan berteriak juga.
Selepas kepergian Tasya, kini tinggal aku seorang diri dikelas. Ya, td aku masih harus mengerjakan tugas piket ini dulu dan sekarang tibalah saatnya aku pulang. Tp, jalannya kekanan atau kekiri ya ? Aduhh lupa tanya Tasya tadi.. Huft..
Aku mengambil jalan kanan. Moga aja sih benar. Aku terus berjalan sampai tiba tiba saja terdengar petikan gitar yg sangat indah, membuatku takut aja deh. Aku mencari sumber suara itu untuk menghilangkan rasa takutku.
"krieeekk" Suara pintu berdecit saat kubuka. Ya, aku yakin suara itu berasal dari sini !
Seseorang yg tengah memainkan gitar itupun menoleh..
Kamis, 10 Maret 2011
Magic Of Love 3
"hmm,, gua juga seneng bila deket ama loe.. Gua juga sayang ama loe.. Jd gua bakal nerima loe jd cwo gua.." Jawabku dengan yakin.
"thanks ya.. Hmm,, maunya dipanggil apa ni ?" Tanya Indra sedikit jahil.
"Apa ya ? Boo aja mau gak ? Aku manggil km Boo,, km manggil aku Bee.. ? " Jawabku sambil merubah gaya bahasa 'gua-loe' menjadi 'aku-kamu'.. Yaeyalah, masa sama pacar manggilnya 'gua-loe'
"Ok my Bee.." Hormat Indra padaku.
"Apaansih Boo.. Oya, bsk bisa² aku dihujam sekelas deh gara² pacaran ama Boo,, Boo kan skarang jadi idola baru disekolah.." Kataku menggodanya.
"Emangnya Bee, mau memproklamasikan hubungan kita ? Biarinlah mereka tau sendiri.. Okok.. Btw, ntr malam tetep jd kan kita jalan ?"
"Jdlah, aku udh rapi gini.. Tp aku pulang dulu ya.. Udh mau magrib nie.." Pamitku pada pacar baruku.
"Boo, anterin ya.." Ujar Indra sok manja. Aku hanya tersenyum dan menggangguk..
****************
"Pagii smua.." Sapaku riang pada seluruh isi kelas. Ya, aku sangat bahagia hari ini ! Bagaimana tidak, kmarin aku resmi berpacaran dgn Indra dan malamnya diajak kencan unt pertama kalinya olehnya.. Walaupun kencannya tidak romantis juga sih..
"Ciiee,, riangnya.. Kmarin ngapain aja loe ?" Bisik Shasa didepan pintu kelas.
"Cuma nonton aja.," Jawabku singkat.
"Gak ngapa²in lagi ? " Tanya Shasa semakin penasaran.
"Enggak, emg mau ngapain lagi ?"
"Huft,, loe telmi amat sih Tan.. Tp klo cuma gitu aja sih yaudah.." Kata Shasa akhirnya sambil berjalan menuju bangkunya. Aku mengikutinya dari belakang.
"Indra blom datang ?" Tanyaku pada Shasa dan Kania.
"Blom.. Tuh liat aja.. Btw, loe ngapain aja kmaren ?" Yeah, Skarang giliran Kania yg nanya..
"Oh, Tanya Shasa aja.." Jawabku seadanya sambil berjalan keluar kelas.
"Kok Shasa ? Eh, loe mau kmana ?" Seru Kania mencegahku kluar kelas.
"Mau nunggu Indra." Jawabku sambil ngeloyor pergi. Tapi, blom sempat melangkah, eh orangnya nongol.
"Nyari gua ? Ngapain ?" Tanya Indra yg tiba² saja muncul dgn nada jutek. Membuatku salting.
"Gpp sih, btw pagii.." Kataku Kaku.
"Kaku amat Bee, hahaahaa" Bisik Indra lalu tertawa. Melihat Indra tertawa, memancing seluruh wanita d kelas ini mendekat. Mereka sekedar menyapa gitu deh. Dasar Caper !!
"Boo, tuh fansnya dateng smua" Kataku sambil cemberut.
"Jangan cemberut donk, Bee.. Kita duduk yok skarang "
"Kalian pacaran ya ?" Tanya Reza teman sekelas kami secara tiba².
"Liat aja nanti.." Ujar Indra yg segera duduk d sampingku.
"Liat aja nanti ? Emg pacarannya kita laen kali apa Boo ?"
"haha,, ye.. Km maunya gitu Bee ?" Tanya Indra sembari tertawa lagi.
"Ciee,, tumben gua liat Indra bisa ketawa.. Ketawanya ama loe lg, Tan.. Ckckk.. Btw., yg satu manggil Boo yg atu lagi manggil Bee.. Pacaran yak ?" Tanya Kania sambil menggoda kami berdua.
"Iya!" Jawab Indra bersemangat membuat satu kelas berkata...,
"HAHH!!???"
******************
Aku jenuh pacaran sama Indra ! Hanya itu yg ada dalam pikiranku saat ini. Indra gak romantis sama skali ! Kita sudah jadian hampir setahun, eh dia skalipun gak pernah bersikap romantis ! Ngasi kejutanpun enggak pernah.. Dasar gak romantis.!
Skarang aku sedang dekat dgn seseorang tanpa sepengetahuan Indra.. Namanya Fare. Orangnya romantis bgt, malah tepatnya gombal. Tp gpp, daripada Indra ? Dia tentu lebih baik !
"thanks ya.. Hmm,, maunya dipanggil apa ni ?" Tanya Indra sedikit jahil.
"Apa ya ? Boo aja mau gak ? Aku manggil km Boo,, km manggil aku Bee.. ? " Jawabku sambil merubah gaya bahasa 'gua-loe' menjadi 'aku-kamu'.. Yaeyalah, masa sama pacar manggilnya 'gua-loe'
"Ok my Bee.." Hormat Indra padaku.
"Apaansih Boo.. Oya, bsk bisa² aku dihujam sekelas deh gara² pacaran ama Boo,, Boo kan skarang jadi idola baru disekolah.." Kataku menggodanya.
"Emangnya Bee, mau memproklamasikan hubungan kita ? Biarinlah mereka tau sendiri.. Okok.. Btw, ntr malam tetep jd kan kita jalan ?"
"Jdlah, aku udh rapi gini.. Tp aku pulang dulu ya.. Udh mau magrib nie.." Pamitku pada pacar baruku.
"Boo, anterin ya.." Ujar Indra sok manja. Aku hanya tersenyum dan menggangguk..
****************
"Pagii smua.." Sapaku riang pada seluruh isi kelas. Ya, aku sangat bahagia hari ini ! Bagaimana tidak, kmarin aku resmi berpacaran dgn Indra dan malamnya diajak kencan unt pertama kalinya olehnya.. Walaupun kencannya tidak romantis juga sih..
"Ciiee,, riangnya.. Kmarin ngapain aja loe ?" Bisik Shasa didepan pintu kelas.
"Cuma nonton aja.," Jawabku singkat.
"Gak ngapa²in lagi ? " Tanya Shasa semakin penasaran.
"Enggak, emg mau ngapain lagi ?"
"Huft,, loe telmi amat sih Tan.. Tp klo cuma gitu aja sih yaudah.." Kata Shasa akhirnya sambil berjalan menuju bangkunya. Aku mengikutinya dari belakang.
"Indra blom datang ?" Tanyaku pada Shasa dan Kania.
"Blom.. Tuh liat aja.. Btw, loe ngapain aja kmaren ?" Yeah, Skarang giliran Kania yg nanya..
"Oh, Tanya Shasa aja.." Jawabku seadanya sambil berjalan keluar kelas.
"Kok Shasa ? Eh, loe mau kmana ?" Seru Kania mencegahku kluar kelas.
"Mau nunggu Indra." Jawabku sambil ngeloyor pergi. Tapi, blom sempat melangkah, eh orangnya nongol.
"Nyari gua ? Ngapain ?" Tanya Indra yg tiba² saja muncul dgn nada jutek. Membuatku salting.
"Gpp sih, btw pagii.." Kataku Kaku.
"Kaku amat Bee, hahaahaa" Bisik Indra lalu tertawa. Melihat Indra tertawa, memancing seluruh wanita d kelas ini mendekat. Mereka sekedar menyapa gitu deh. Dasar Caper !!
"Boo, tuh fansnya dateng smua" Kataku sambil cemberut.
"Jangan cemberut donk, Bee.. Kita duduk yok skarang "
"Kalian pacaran ya ?" Tanya Reza teman sekelas kami secara tiba².
"Liat aja nanti.." Ujar Indra yg segera duduk d sampingku.
"Liat aja nanti ? Emg pacarannya kita laen kali apa Boo ?"
"haha,, ye.. Km maunya gitu Bee ?" Tanya Indra sembari tertawa lagi.
"Ciee,, tumben gua liat Indra bisa ketawa.. Ketawanya ama loe lg, Tan.. Ckckk.. Btw., yg satu manggil Boo yg atu lagi manggil Bee.. Pacaran yak ?" Tanya Kania sambil menggoda kami berdua.
"Iya!" Jawab Indra bersemangat membuat satu kelas berkata...,
"HAHH!!???"
******************
Aku jenuh pacaran sama Indra ! Hanya itu yg ada dalam pikiranku saat ini. Indra gak romantis sama skali ! Kita sudah jadian hampir setahun, eh dia skalipun gak pernah bersikap romantis ! Ngasi kejutanpun enggak pernah.. Dasar gak romantis.!
Skarang aku sedang dekat dgn seseorang tanpa sepengetahuan Indra.. Namanya Fare. Orangnya romantis bgt, malah tepatnya gombal. Tp gpp, daripada Indra ? Dia tentu lebih baik !
Selasa, 08 Maret 2011
Magic Of Love 2
Sie cowok sombong itu ! Huh.
"gak, gak perlu" Kataku sambil berusaha berdiri.
"Oh, " Ujar Indra tanpa expresi dan langsung pergi dari hadapanku.
"Huh, tuh cowok emang sih cakep. Tp sombongnya ! Kok bisa ya dia langsung jd idola disini. Ckck" Gumamku sendiri.
****************
"Ndra, blh gak liat bukunya. Gua gak bawa nie.." Kataku terpaksa gara² tidak membawa buku ekonomi.
Indra menoleh mendengar ucapanku td. Tp bukannya bagi bukunya, eh malah makin dijauhin bukunya. Ah dasar cowok pelit. Klo sama Kania pasti dipinjemin nih. Bener deh seminggu duduk sama dia sama dengan kyk dineraka !
"Ni, pinjem buku loe donk.. Indra gak mau minjemin blh gak ?" Ujarku pada Kania yg ada dibelakangku.
"boleh,ntr gua satu berdua ama Shasa.. Ya gak ?" Ujar Kania yg disambut anggukan Shasa.
"Thanks ya.. " Kataku sembari tersenyum.
Indra melirikku yg sedang membaca buku milik Kania. Dan aku tau itu. Tp kok ia terus menatapku seperti itu sampai pelajaran berakhir, membuat anak cewek menjadi gaduh. Banyak yg menyorakiku karena melihat Indra menatapku begitu dalam. Wajar saja mrk menunjukkan sikap itu, Indra kan skarang jd idola dikelas maupun disekolah walaupun ia blm 1bulan bersekolah disini.
"Apa ?" Tanyaku sambil menatap Indra akhirnya.
"Gpp, " Jawabnya angkuh.
"Tp loe cantik td.." Ujar Indra lagi.
"Apa loe blg ?" Seruku sedikit gugup. Jujur aku senang sih, tp kan jaim dikitlah..
"Loe cantik td.. " Ulang Indra lagi.
Aku terdiam.
"Mau jalan gak ntr malem !?" Tanya Indra mendadak ramah.
"ehmm..." Gumamku sambil melirik Shasa, yah siapa tau dia tau apa yg hrs aku jawab sama Indra.
"Maksud loe apa ?" Tanyaku pada akhirnya dengan nada bingung.
"Gua mau loe tau sesuatu tentang gua.." Ujar Indra dengan senyum misterius.
Mendengar itu, cewek sekelas langsung mengerubungi mejaku dan Indra seperi semut mengerubungi makanannya. Mereka ingin mendengar jawabanku
"Ya, Terserah loe deh." Jawabku akhirnya.
Indra tersenyum manis skali lalu berucap, "Ok jam 7 ya .." lalu pergi meninggalkan bangkunya.
Aku terdiam, oh tidak ternyata Indra manis sekali tadi !
"Waw, rupanya ada yg terpana sama Indra nie.. Ckckk" Goda Shasa.
"Iya nie.. Kmaren² kayaknya benci bgt tuh, eh skarang terpana.. Haha" Lanjut Kania.
"Apaan sih ? Gua biasa aja kok ama dia. Dia ajakin jalan ntr malem ya okok aja kali. Kan temenan.." Ujarku sedikit sewot.
"Ahaha,, iyaiya.. Tp sejak kapan loe temenan ama dia ?" Tanya Kania
Mati aku ! Salah ngomong nie !
"Hmm,, sejak,, sejak,, td dia ngajak gua jalan.." Jawabku sedikit gugup.
"Hmm,, wah loe besok dijamin jadi bahan gosip anak² nie.. Yakin deh gua.. Secara Indra kan jd cowok idaman satu sekolahan.." Ujar Shasa.
"Betul tuh kata Shasa.. Apalagi klo kalian sampai jadian.. " Sahut Kania ikut menggodaku.
"Ih apaan sih kalian ? Pokoknya gua ama dia cuma temenan. Walaupun gua menangkap suatu sinyal² gitu dari dia.." Kataku menjawab godaan mereka.
"sinyal apaan ? Sinyal hp ?" Tanya Kania sok bego. Padahal dia tau tuh.
"Ya sinyal² gitu deh klo dia mau nembak gua. Walaupun gua gamau keGRan juga.." Seruku sambil tersenyum senyum.
"Oh, klo sinyal itu sih gua juga nangkep.. Buktinya dulu dia nyuruh gue pindah duduk demi dia bisa duduk ama loe.. Trus td dia mandangin loe begitu bgt deh kayaknya.." Seru Kania yg ternyata merasakan hal yg sama denganku.
***************
Jam baru menunjukkan pukul 17.00, tp aku sudah tampak rapi.. Hmm, bener deh gasabar mau jalan sama Indra ! Yah, tp moga² aja dia gak bersikap angkuh aja ntr.. Huft.. Tp sambil nunggu jam 7 ngapain ya ? Ah jalan² di sekitar kompleks ah.. Udah lama nih gak ngelakuin itu..
Aku berjalan menuju taman, tp kok itu ada orang kayak Indra ya ? Samperin gak ya ? Ah samperin aja deh.. Aku berjalan menuju Teras rumah seseorang. Entahlah itu rumah siapa yang penting disana ada orang mirip Indra deh !
Aku menghampiri seseorang itu,
"Haii,, " Sapaku padanya.
Ia yg sedang membaca mengalihkan pandangannya dari buku itu padaku.
"Tania ?" Ujarnya kaget.
"Yupz, loe Indra kan ? Benerkan ?" Tanyaku penasaran.
"ii..ya.. Kok loe tau gua tinggal disini.." Ucapnya sedikit gugup.
"Ye,, td gua kan mau ketaman.. Eh liat loe, yaudah gua samperin.." Kataku sedikit sewot.
"Kirain loe mata²in gua..hahha " Kata Indra dengan nada bercanda. Jujur, baru kali ini aku lihat Indra bisa bercanda.
"Ya enggaklah, tp btw katanya td loe mau jemput gua kan ? Nah yg jd pertanyaan itu, loe tau rumah gua gak ?" Tanyaku tak mau kalah.
"Hmm,, hmm., tau ! Karena gua pernah liat loe dirumah loe.." Jawabnya dengan tak mau kalah juga.
"Ehm, paling loe mata²in gua.. Ya gak ? Ahahhaha" Ujarku sambil tertawa.
"Ahahaa,, GR loe.. " Ujar Indra tertawa juga. Ah bahagianya gua liat Indra tertawa seperti td. Seperti bkn Indra rasanya.
"Gua seneng liat loe ketawa ?" Ujarku tiba².
Indra terdiam.,
"Maksud loe ?"
"Iya gua seneng bgt liat loe ketawa.., daripada jutek terus kan mendingan ketawa.. Hehe"
"Ini smua berkat loe.. Gua jarang bisa ketawa sama sembarang orang.. Hanya orang spesial yg bisa.. " Jawab Indra mendadak serius.
"Jadi gua orang spesial ? Ah jd GR kan.." Ujarku tersipu gak karuan.
"Ya, loe emang spesial bgt dihatiku gua. km adalah cewek pertama yg mengisi hatiku gua, sejak pertama kali gua ngeliat km.." Kata Indra sambil menggenggam tanganku dan memanggilku dengan kata 'kamu' bkn lg 'loe'.
"Gua mau km jadi cewek yg pertama dan terakhir bagi gua.. Gmn km mau gak ? Maaf gak romantis, ini pertama kalinya gua jatuh cinta nd nembak seorang cewek., hehe" Lanjut Indra
"gak, gak perlu" Kataku sambil berusaha berdiri.
"Oh, " Ujar Indra tanpa expresi dan langsung pergi dari hadapanku.
"Huh, tuh cowok emang sih cakep. Tp sombongnya ! Kok bisa ya dia langsung jd idola disini. Ckck" Gumamku sendiri.
****************
"Ndra, blh gak liat bukunya. Gua gak bawa nie.." Kataku terpaksa gara² tidak membawa buku ekonomi.
Indra menoleh mendengar ucapanku td. Tp bukannya bagi bukunya, eh malah makin dijauhin bukunya. Ah dasar cowok pelit. Klo sama Kania pasti dipinjemin nih. Bener deh seminggu duduk sama dia sama dengan kyk dineraka !
"Ni, pinjem buku loe donk.. Indra gak mau minjemin blh gak ?" Ujarku pada Kania yg ada dibelakangku.
"boleh,ntr gua satu berdua ama Shasa.. Ya gak ?" Ujar Kania yg disambut anggukan Shasa.
"Thanks ya.. " Kataku sembari tersenyum.
Indra melirikku yg sedang membaca buku milik Kania. Dan aku tau itu. Tp kok ia terus menatapku seperti itu sampai pelajaran berakhir, membuat anak cewek menjadi gaduh. Banyak yg menyorakiku karena melihat Indra menatapku begitu dalam. Wajar saja mrk menunjukkan sikap itu, Indra kan skarang jd idola dikelas maupun disekolah walaupun ia blm 1bulan bersekolah disini.
"Apa ?" Tanyaku sambil menatap Indra akhirnya.
"Gpp, " Jawabnya angkuh.
"Tp loe cantik td.." Ujar Indra lagi.
"Apa loe blg ?" Seruku sedikit gugup. Jujur aku senang sih, tp kan jaim dikitlah..
"Loe cantik td.. " Ulang Indra lagi.
Aku terdiam.
"Mau jalan gak ntr malem !?" Tanya Indra mendadak ramah.
"ehmm..." Gumamku sambil melirik Shasa, yah siapa tau dia tau apa yg hrs aku jawab sama Indra.
"Maksud loe apa ?" Tanyaku pada akhirnya dengan nada bingung.
"Gua mau loe tau sesuatu tentang gua.." Ujar Indra dengan senyum misterius.
Mendengar itu, cewek sekelas langsung mengerubungi mejaku dan Indra seperi semut mengerubungi makanannya. Mereka ingin mendengar jawabanku
"Ya, Terserah loe deh." Jawabku akhirnya.
Indra tersenyum manis skali lalu berucap, "Ok jam 7 ya .." lalu pergi meninggalkan bangkunya.
Aku terdiam, oh tidak ternyata Indra manis sekali tadi !
"Waw, rupanya ada yg terpana sama Indra nie.. Ckckk" Goda Shasa.
"Iya nie.. Kmaren² kayaknya benci bgt tuh, eh skarang terpana.. Haha" Lanjut Kania.
"Apaan sih ? Gua biasa aja kok ama dia. Dia ajakin jalan ntr malem ya okok aja kali. Kan temenan.." Ujarku sedikit sewot.
"Ahaha,, iyaiya.. Tp sejak kapan loe temenan ama dia ?" Tanya Kania
Mati aku ! Salah ngomong nie !
"Hmm,, sejak,, sejak,, td dia ngajak gua jalan.." Jawabku sedikit gugup.
"Hmm,, wah loe besok dijamin jadi bahan gosip anak² nie.. Yakin deh gua.. Secara Indra kan jd cowok idaman satu sekolahan.." Ujar Shasa.
"Betul tuh kata Shasa.. Apalagi klo kalian sampai jadian.. " Sahut Kania ikut menggodaku.
"Ih apaan sih kalian ? Pokoknya gua ama dia cuma temenan. Walaupun gua menangkap suatu sinyal² gitu dari dia.." Kataku menjawab godaan mereka.
"sinyal apaan ? Sinyal hp ?" Tanya Kania sok bego. Padahal dia tau tuh.
"Ya sinyal² gitu deh klo dia mau nembak gua. Walaupun gua gamau keGRan juga.." Seruku sambil tersenyum senyum.
"Oh, klo sinyal itu sih gua juga nangkep.. Buktinya dulu dia nyuruh gue pindah duduk demi dia bisa duduk ama loe.. Trus td dia mandangin loe begitu bgt deh kayaknya.." Seru Kania yg ternyata merasakan hal yg sama denganku.
***************
Jam baru menunjukkan pukul 17.00, tp aku sudah tampak rapi.. Hmm, bener deh gasabar mau jalan sama Indra ! Yah, tp moga² aja dia gak bersikap angkuh aja ntr.. Huft.. Tp sambil nunggu jam 7 ngapain ya ? Ah jalan² di sekitar kompleks ah.. Udah lama nih gak ngelakuin itu..
Aku berjalan menuju taman, tp kok itu ada orang kayak Indra ya ? Samperin gak ya ? Ah samperin aja deh.. Aku berjalan menuju Teras rumah seseorang. Entahlah itu rumah siapa yang penting disana ada orang mirip Indra deh !
Aku menghampiri seseorang itu,
"Haii,, " Sapaku padanya.
Ia yg sedang membaca mengalihkan pandangannya dari buku itu padaku.
"Tania ?" Ujarnya kaget.
"Yupz, loe Indra kan ? Benerkan ?" Tanyaku penasaran.
"ii..ya.. Kok loe tau gua tinggal disini.." Ucapnya sedikit gugup.
"Ye,, td gua kan mau ketaman.. Eh liat loe, yaudah gua samperin.." Kataku sedikit sewot.
"Kirain loe mata²in gua..hahha " Kata Indra dengan nada bercanda. Jujur, baru kali ini aku lihat Indra bisa bercanda.
"Ya enggaklah, tp btw katanya td loe mau jemput gua kan ? Nah yg jd pertanyaan itu, loe tau rumah gua gak ?" Tanyaku tak mau kalah.
"Hmm,, hmm., tau ! Karena gua pernah liat loe dirumah loe.." Jawabnya dengan tak mau kalah juga.
"Ehm, paling loe mata²in gua.. Ya gak ? Ahahhaha" Ujarku sambil tertawa.
"Ahahaa,, GR loe.. " Ujar Indra tertawa juga. Ah bahagianya gua liat Indra tertawa seperti td. Seperti bkn Indra rasanya.
"Gua seneng liat loe ketawa ?" Ujarku tiba².
Indra terdiam.,
"Maksud loe ?"
"Iya gua seneng bgt liat loe ketawa.., daripada jutek terus kan mendingan ketawa.. Hehe"
"Ini smua berkat loe.. Gua jarang bisa ketawa sama sembarang orang.. Hanya orang spesial yg bisa.. " Jawab Indra mendadak serius.
"Jadi gua orang spesial ? Ah jd GR kan.." Ujarku tersipu gak karuan.
"Ya, loe emang spesial bgt dihatiku gua. km adalah cewek pertama yg mengisi hatiku gua, sejak pertama kali gua ngeliat km.." Kata Indra sambil menggenggam tanganku dan memanggilku dengan kata 'kamu' bkn lg 'loe'.
"Gua mau km jadi cewek yg pertama dan terakhir bagi gua.. Gmn km mau gak ? Maaf gak romantis, ini pertama kalinya gua jatuh cinta nd nembak seorang cewek., hehe" Lanjut Indra
Senin, 31 Januari 2011
Magic Of Love 1
“Tan,, Tan..” Senggol Kania sambil berbisik memanggilku.
“Apa ?” Tanyaku sambil mencari posisi yg pas untuk kembali tidur.
“TANIAAA !!” Bentak pak Abdul tepat di telingaku.
Aku terbangun dan langsung menjawab dgn tergagap.., “aa..dda.aap..paa..pp..aak.kk”
"Apa..Apa !! Km ngelakuin apa td !!??"
"Tidur pak.." Jawabku kilat.
"Temui saya di kantor nanti!" Ujar Pak Abdul sinis.
"Huft, kena lagi deh.." Ujarku menghela nafas saat pak Abdul sudah kembali ke depan kelas.
"Ya loe sih, dibilangin jangan tidur malah tidur !" Ujar Kania merutuki perbuatanku.
Aku hanya bisa diam dan memerhatikan pak Abdul yg sedang menjelaskan rumus² fisika yg susahnya kebangetan deh. Sampai tiba² ia memanggil seseorang dari balik pintu. Munculah sesosok pria yg,, lumayanlah ganteng.
"Silahkan perkenalkan dirimu!" Seru pak Abdul padanya.
"Perkenalkan nama gua Indra. Lengkapnya silahkan liat dibuku absen aja ya.. Okok..hehe, gua pindahan dari Bandung.. Salam kenal smua.." Ujarnya memperkenalkan diri sambil memamerkan senyumannya yg membuat smua cewek dikelas senyum² gak jelas.
"Silahkan Indra pilih tempat duduk sesukamu.."
Indra berjalan mencari tempat duduk dengan tatapan puluhan pasang mata. Tp kok, dia ke arah tempat dudukku ya ?
"Boleh duduk disini ?" Tanya Indra yg kini sudah ada tepat dihadapanku.
Aku terdiam,
"gila ini cowok cakep amat dah.." Kataku dalam hati.
"Boleh gak ?" Tanyanya lagi.
"Ehm, gak ! Loe liat gak gua kan duduk berdua, trs loe mau duduk dimananya ?" Jawabku dingin.
"Eh, loe bisa pindahkan ? Gua mau duduk ama dia." Ujarnya pada Kania.
"Eh, apa hak loe ngusir Kania ! " Kataku mulai meninggi. Cowok ini bener² sombong !
" Tan, gpp kok gua pindah. Gua kan bisa duduk ama Shasa. Okey.." Potong Kania saat Indra hendak bicara lagi.
"Tp, ni.." seruku mencegah Kania yg mulai membenahi barang² nya
"Tuh dia udah mau pindah, skarang gua yg duduk disitu." Ujar Indra enteng.
"Sudah perdebatan tempat duduknya !?" Tanya pak Abdul dari depan kelas.
"Udah pak beress..." Teriak Indra sambil melirikku nakal.
***********
Bell berdentang sebanyak tiga kali, yg artinya saat istirahat tiba. Artinya juga, saatnya aku menghadap pak Abdul deh.
"Pak, " Ujarku saat tiba diruang guru.
"Heh, km ini.. Sudah berapa kali km tidur kelas ?"
"Dua kali pak.. Maaf.."
"Kenapa !?"
"ngantuk pak, td malam ngerjain tugas biology.. Maaf"
"Maaf lagi Maaf lagi ! Sudah saya maafkan km ! Tp skali lagi km tidur dikelas, tidak ada ampun lagi"
"Makasi ya pak.. Thanks bgt ya pak..Bapak baik deh" Ujarku sambil ngeloyor paergi..
Aku berjalan menuju kelas dgn riang. Ah dengan berbohong sedikit, pak Abdul yg ganas itu luluh juga.. Hehee. Padahal kan td malam aku begadang nonton Bola.
"Aww.." Jeritku kesakitan. Rupanya td aku terlalu senang sampai² tidak memperhatikan jalan
"Bengong lagi,, mau dibantuin bangun gak ?" tanya seseorang yg aku tabrak td.
Aku menoleh, dan ternyata.........
“Apa ?” Tanyaku sambil mencari posisi yg pas untuk kembali tidur.
“TANIAAA !!” Bentak pak Abdul tepat di telingaku.
Aku terbangun dan langsung menjawab dgn tergagap.., “aa..dda.aap..paa..pp..aak.kk”
"Apa..Apa !! Km ngelakuin apa td !!??"
"Tidur pak.." Jawabku kilat.
"Temui saya di kantor nanti!" Ujar Pak Abdul sinis.
"Huft, kena lagi deh.." Ujarku menghela nafas saat pak Abdul sudah kembali ke depan kelas.
"Ya loe sih, dibilangin jangan tidur malah tidur !" Ujar Kania merutuki perbuatanku.
Aku hanya bisa diam dan memerhatikan pak Abdul yg sedang menjelaskan rumus² fisika yg susahnya kebangetan deh. Sampai tiba² ia memanggil seseorang dari balik pintu. Munculah sesosok pria yg,, lumayanlah ganteng.
"Silahkan perkenalkan dirimu!" Seru pak Abdul padanya.
"Perkenalkan nama gua Indra. Lengkapnya silahkan liat dibuku absen aja ya.. Okok..hehe, gua pindahan dari Bandung.. Salam kenal smua.." Ujarnya memperkenalkan diri sambil memamerkan senyumannya yg membuat smua cewek dikelas senyum² gak jelas.
"Silahkan Indra pilih tempat duduk sesukamu.."
Indra berjalan mencari tempat duduk dengan tatapan puluhan pasang mata. Tp kok, dia ke arah tempat dudukku ya ?
"Boleh duduk disini ?" Tanya Indra yg kini sudah ada tepat dihadapanku.
Aku terdiam,
"gila ini cowok cakep amat dah.." Kataku dalam hati.
"Boleh gak ?" Tanyanya lagi.
"Ehm, gak ! Loe liat gak gua kan duduk berdua, trs loe mau duduk dimananya ?" Jawabku dingin.
"Eh, loe bisa pindahkan ? Gua mau duduk ama dia." Ujarnya pada Kania.
"Eh, apa hak loe ngusir Kania ! " Kataku mulai meninggi. Cowok ini bener² sombong !
" Tan, gpp kok gua pindah. Gua kan bisa duduk ama Shasa. Okey.." Potong Kania saat Indra hendak bicara lagi.
"Tp, ni.." seruku mencegah Kania yg mulai membenahi barang² nya
"Tuh dia udah mau pindah, skarang gua yg duduk disitu." Ujar Indra enteng.
"Sudah perdebatan tempat duduknya !?" Tanya pak Abdul dari depan kelas.
"Udah pak beress..." Teriak Indra sambil melirikku nakal.
***********
Bell berdentang sebanyak tiga kali, yg artinya saat istirahat tiba. Artinya juga, saatnya aku menghadap pak Abdul deh.
"Pak, " Ujarku saat tiba diruang guru.
"Heh, km ini.. Sudah berapa kali km tidur kelas ?"
"Dua kali pak.. Maaf.."
"Kenapa !?"
"ngantuk pak, td malam ngerjain tugas biology.. Maaf"
"Maaf lagi Maaf lagi ! Sudah saya maafkan km ! Tp skali lagi km tidur dikelas, tidak ada ampun lagi"
"Makasi ya pak.. Thanks bgt ya pak..Bapak baik deh" Ujarku sambil ngeloyor paergi..
Aku berjalan menuju kelas dgn riang. Ah dengan berbohong sedikit, pak Abdul yg ganas itu luluh juga.. Hehee. Padahal kan td malam aku begadang nonton Bola.
"Aww.." Jeritku kesakitan. Rupanya td aku terlalu senang sampai² tidak memperhatikan jalan
"Bengong lagi,, mau dibantuin bangun gak ?" tanya seseorang yg aku tabrak td.
Aku menoleh, dan ternyata.........
Minggu, 30 Januari 2011
Nice Day
Walaupun telat ngepost, tapi pengalaman ini sungguh TAK TERLUPAKAN deh :) Yaitu,, akhirnya aku bisa juga ketemu LyLA !!! Ayeyyy !!! Aku akhirnya bisa bertemu mereka saat mereka ngelakuin meet and greet di SMK Kerthawisata.. Yah walaupun cuma bentar, tp itu amat sangat berarti deh buatku.. Dan walaupun aku juga blom bisa foto sama mereka, hal itu gak bisa ngalahin kebahagianku ini ! Dsana aku juga ikut peresmian Lylaku Bali a.ka BaliKu.. Aku dan mereka jg sempat berfoto ria dimonumen Bajra Sandhi with Kak Ryan.. ahaaayyy hari itu benar benar NICE DAY lah :) :) :)
Langganan:
Postingan (Atom)